Wagub Rosjonsyah : Rekonsiliasi TPPS Upaya Bangun Semangat Konvergensi Cegah Stunting

oleh -209 Dilihat
Ketua TPPS Provinsi Bengkulu, Rosjonsyah memberikan sambutan pada acara monitoring dan evaluasi program penurunan stunting di Kabupaten Bengkulu Selatan. Acara ini dihadiri Wabup Bengkulu Selatan, Rivai Tajudin dan instansi terkait di daerah ini.(Foto HB/Idris)
Ketua TPPS Provinsi Bengkulu, Rosjonsyah memberikan sambutan pada acara monitoring dan evaluasi program penurunan stunting di Kabupaten Bengkulu Selatan. Acara ini dihadiri Wabup Bengkulu Selatan, Rivai Tajudin dan instansi terkait di daerah ini.(Foto HB/Idris)

Bengkulu- Wakil Gubernur (Wagub) Bengkulu, selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) bersama Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, Rusman Efendi menggandeng satuan tugas (Satgas) pencegahan stunting Provinsi Bengkulu, Yusran Fauzi untuk mendampingi kunjungan kerja Ketua TPPS di sejumlah daerah kabupaten dan kota.

Penghujung November 2022 pada kunjungan kerja dititik kelima yakni Kabupaten Bengkulu Selatan menghadirkan 120 orang peserta dari berbagai kelompok mulai dari TPPS kabupaten hingga desa, Satgas Stunting Provinsi Bengkulu, Ketua TP-PKK kabupaten, Kepala Puskesmas lokus stunting, kepala desa dan camat lokus stunting dan tim pendamping keluarga (TPK) serta hadir sejumlah penyuluh keluarga berencana (PKB) di Bengkulu Selatan, Jumat, (25/11/2022).

Ketua TPPS Provinsi Bengkulu sekaligus Wakil Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah, dalam sambutannya pada kunjungan kerja pendampingan pelaksanaan pembinaan monitoring dan evalusi P2S sekaligus evaluasi pemanfaatan elsimil dan google form oleh tenaga kader TPK menyempaikan bahwa dilakukannya rekonsiliasi TPPS, pendampingan serta monev elsimil itu guna meningkatkan aksi konvergensi lintas sektor.

Pasalnya, dalam penanganan stunting tidak akan berhasil jika hanya dilakukan dengan mempertahankan ego sektoral. Pemanfaatan elsimil dan google form bagi TPK penting dalam mendukung percepatan penurunan potensi dan risiko stunting dari sektor hulu, ujar Rosjonsyah.

Untuk diketahui sebelumnya, monev P2S di Bengkulu telah berlangsung di beberapa kabupaten yaitu di Kabupaten Kaur, Seluma, Mukomuko, Bengkulu Utara. Melalui pendampingan pelaksanaan pembinaan monitoring dan evalusi P2S sekaligiu evaluasi pemanfaatan elsimil dan google form oleh tenaga kader TPK mampu meningkatkan pemahaman tenaga teknis lapangan dalam memberikan pendampingan yang maksimal kepada keluarga berisiko stunting, harap Wagub.

Dikatakan Wagub Rosjonsyah, pencegahan stunting sebagai upaya meningkatkan kualitas SDM generasi emas pada 2045. “Dalam rangka penurunan stunting dilakukan secara kolaboratif, yang tidak dapat dilakukan secara ego sektoral. Semua lintas dan elemen punya peran strategis turunkan stunting melalui peran intervesi sensitif, baik oleh dinas ketahanan pangan, PUPR, Kemenag dan yang sangat berperan yaitu pemerintah desa”.

Ia mengingatkan semua harus bertanggungjawab dalam mencegah pernikahan usia anak. Rosjonsyah juga mengajak tiap daerah agar membentuk BAAS (Bapak Asuh Anak Stunting) serta perlu didata keluarga yang diasuh oleh BAAS sehingga intervensi yang dilakukan bisa terpantau dengan baik.

Menurutnya, keluarga sasaran BAAS selain anak terpapar stunting juga keluarga berisiko, ibu hamil, pasca lahir untuk memberikan asupan gizi yang cukup. Hal senada ungkapkan Ketua TPPS Kabupaten Bengkulu Selatan Rifa’i Tajudin.  Ia mengatakan, hadirnya tim P2S provinsi akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan dan kemajuan tim pelaksana program penurunan stunting di Bengkulu Selatan, baik oleh TPPS kabupaten hingga terhadap tenaga lini lapangan stunting yaitu kader tim pendamping keluarga di tingkat desa, ujarnya.(irs)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.