BKKBN dan Pemprov Bengkulu Percepat Gerakan Penurunan Stunting

oleh -120 Dilihat
Asisten I Pemprov Bengkulu, Raden Ahmad Deny, Kepala Dinkes Bengkulu, Redwan Arief dan Kepala BKKBN Bengkulu, Zamhari foto bersama usai acara Talkshow BKKBN Provinsi Bengkulu, di Studio Production Center BKKBN setempat.(Foto/Pemprov Bengkulu)
Asisten I Pemprov Bengkulu, Raden Ahmad Deny, Kepala Dinkes Bengkulu, Redwan Arief dan Kepala BKKBN Bengkulu, Zamhari foto bersama usai acara Talkshow BKKBN Provinsi Bengkulu, di Studio Production Center BKKBN setempat.(Foto/Pemprov Bengkulu)

Bengkulu-Dalam upaya mempercepat pencegahan dan menurunan stunting di Provinsi Bengkulu, BKKBN Bengkulu dan pemprov setempat, menggencarkan kinerja Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam mendampingi dan memberikan penyuluhan kepada calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan, dan ibu dengan anak balita.

Selain itu, juga mengoptimalkan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) secara berjenjang. Demikian diungkapkan Asisten II Pemprov Bengkulu Raden Ahmad Denny saat menjadi narasumber pada Talkshow BKKBN Provinsi Bengkulu, bertajuk “Bergerak Bersama Melalui Intervensi Pencegahan Stunting di Daerah”, bertempat di Studio Production Center BKKBN Perwakilan Bengkulu, Senin (3/6/2024).

“Jadi, rencana strategis ini kita lakukan dengan mengoptimalkan wadah yang ada seperti TPPS mulai dari tingkat provinsi hingga level desa/kelurahan dan tentunya yang menjadi ujung tombak, yaitu TPK serta peran aktif Satgas Stunting,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Zamhari mengatakan, percepatan penurunan stunting merupakan salah satu agenda prioritas nasional untuk mewujudkan SDM yang sehat, cerdas dan produktif dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Namun, ada beberapa kendala masih ditemukan dalam menekan angka stunting di Provinsi Bengkulu, seperti masih adanya ego sektoral dari masing-masing instansi dan tidak optimalnya penggunaan dana penunjang kegiatan stunting seperti mini lokakarya dan rembuk stunting.

Ke depan terkait dengan intervensi serentak, diharapkan cakupan kunjungan balita ke Posyandu dapat mencapai target minimal 95 persen. Sehingga dapat kondisi rill angka stunting di masing-masing kabupaten/kota,” demikian Zamhari.(min)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.