Turunkan Stunting, Pemkab Bengkulu Utara Bangun Aplikasi Si-Amazing

oleh -279 Dilihat
Plt Kaper BKKBN Bengkulu, Iqbal Apriansyah (kiri), Wakil Bupati Bengkulu Utara, Arie Septia Adinata (tengah) dan PKB Ahli Utama, BKKBN Pusat, Siti Fathonah (kanan) menghadiri acara presentasi aplikasi Si Amazing dan berbagai program strategis mengatasi stunting di daerah ini, bertempat di kantor Bupati Bengkulu Utara.(Foto HB/Idris)
Plt Kaper BKKBN Bengkulu, Iqbal Apriansyah (kiri), Wakil Bupati Bengkulu Utara, Arie Septia Adinata (tengah) dan PKB Ahli Utama, BKKBN Pusat, Siti Fathonah (kanan) menghadiri acara presentasi aplikasi Si Amazing dan berbagai program strategis mengatasi stunting di daerah ini, bertempat di kantor Bupati Bengkulu Utara.(Foto HB/Idris)

Arga Makmur- Wakil Bupati Bengkulu Utara, Arie Septia Adinata mengatakan, untuk menjawab tantangan penurunan kasus stunting di daerah ini, pemkab setempat membangun aplikasi Si-Amazing dan beberapa inovasi dan strategis.

“Pemkab Bengkulu Utara juga mengalokasikan dana desa (DD) untuk mengatasi kasus stunting atau balita gagal tumbuh di wilayah tersebut,” kata Wakil Bupati Arie Septian Adinata kepada wartawan, di Arga Makmur, Selasa (13/6/2023).

Ia mengatakan, sejak ditetapkannya bagian dari wilayah yang menyandang stunting, Pemkab Bengkulu Utara membuat berbagai program strategi. Salah satunya dengan membangun aplikasi Si-Amazing untuk menjawab tantangan pemerintah dalam penurunan stunting.

Menjawab banyak tantangan, Pemkab Bengkulu Utara membangun sebuah aplikasi yang diyakini mampu menjawab tantangan upaya pencegahan stunting. Aplikasi yang dibangun dan dikembangkan yaitu aplikasi Si-Amazing, kata Wakil Bupati Bengkulu Utara Arie Septia Adinata, kepada pewarta usai menyajikan keunggulan aplikasi Si-Amazing kepada tim percepatan penurunan stunting BKKBN Pusat.

Tantangan penanganan stunting, kata Arie, dimana, Bengkulu Utara memiliki rentang kendali wilayah geografis yang luas dan koordinasi penduduk terbanyak di Provinsi Bengkulu. Berdasarkan analisa situasi menyebutkan database stunting baik yang berasal dari sistem pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) maupun Pendataan Keluarga (PK) BKKBN tidak dapat diakses secara langsung oleh pemangku kepentingan, sehingga tidak dapat diambil keputusan yang cepat dan tepat.

Acara presentasi di kantor Bupati Bengkulu Utara tersebut, dihadiri sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis pencegahan stunting, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu M.Iqbal Apriansyah, dan PKB Ahli Utama BKKBN RI, Siti Fathonah.

Dikatakan Arie, aplikasi yang menjadi unggulan pemerintah daerah memiliki kelebihan yang mana dapat memonitor langkah dan gerak masing-masing lembaga dinas teknis dalam mengintervensi stunting. Baik intervensi secara khusus atau spesifik maupun intervensi sensitif yang memiliki sasaran jelas seperti balita, baduta, ibu hamil dan pasca persalinan. Dan dengan itu pemerintah dapat mengambil langkah secara cepat dan tepat sasaran, katanya.

“Aplikasi Si-Amazing dibangun dan dikembangkan untuk menyatukan langkah bersama. Dengan tujuan dikembangkannya untuk menurunkan stunting dengan aksi dan eksekusi secara cepat tentunya melalui pemantauan data yang dihasilkan aplikasi”.

Dengan aplikasi yang memiliki fitur intervensi itu, maka target keluarga berisiko stunting dapat kita petakan. Sehingga langkah kedepan dapat mempetakan fasilitasinya dan mengetahui tugas dan fungsi masing-masing lembaga teknis untuk mengintervensi sesuai dengan bidangnya.

Satu Lembaga Saja

Sementara itu, Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah, menyebutkan bahwa dalam penurunan stunting tidak dapat dilakukan dengan gerak satu lembaga saja, akan tetapi memerlukan aksi konvergensi seluruh komponen dan lapisan masyarakat.

Karena terjadinya stunting akibat dari beberapa faktor dan dalam waktu yang cukup lama. Kasus stunting terjadi oleh perilaku tidak sehat sejak beberapa tahun lalu. Sehingga penanganannya memerlukan gotong royong dan secara simultan.

Inovasi pengembangan aplikasi Si Amazing dapat berjalan maksimal dalam pencegahan stunting jika dilakukan dan mendapat dukungan dari semua lembaga atau dinas instansi pemerintah dan swasta. Meskipun aplikasi tersebut memiliki keistimewaan dapat memonitor dan melihat sejuh mana intervensi dari masing-masing instansi terkait. Baik dalam mengintervensi kelompok sasaran balita, baduta, ibu hamil dan pasca lahir, kata Iqbal.

“Kita harap aplikasi ini menjadi sebuah ide cemerlang yang nanti bisa direplikasi oleh pemerintah daerah kabupaten lainnya di Provinsi Bengkulu. Sehingga dengan beberapa inovasi dapat menekan prevalensi stunting hingga pada angka 14 persen pada 2024 mendatang, demikian Iqbal. (irs)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.