Sukses Turunkan Stunting, Kota Bengkulu Menjadi Contoh Perubahan

oleh -298 Dilihat

JAKARTA-Pemerintah Kota Bengkulu berhasil menekan prevalensi stunting hingga turun tajam dari 22,2 persen pada studi status gizi Indonesia (SSGI) 2021 menjadi 12,9 persen (SSGI-2022) turun mencapai 9,3 persen.

Atas capaian pemerintah Kota Bengkulu tersebut, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia Hasto Wardoyo, mengapresiasi dan menjadikannya sebagai contoh perubahan bagi daerah lain di tanah air.

“Kita perlu mendapatkan strategi dan inovasi pemerintah yang telah berhasil meraih capaian penurunan stunting dengan angka yang signifikan. Angka 12,9 persen merupakan posisi yang jauh berada pada sasaran nasional sebesar 14 persen pada 2024,” ujarnya.

Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo mengatakan hal itu saat menerima kunjungan kerja Wakil Wali Kota Bengkulu, Wahyudi di Kantor BKKBN RI di Jakarta, Selasa (5/9/2023).   Ia mengatakan, target 14 persen menjadi ekspektasi Bapak Presiden dan Kota Bengkulu menjadi contoh perubahan yang cepat dan sudah di bawah 14 persen stuntingnya.

Penurunan stunting di luar Pulau Jawa, katanya tidaklah mudah, bahkan sulit untuk mempertahankan, tapi luar biasa bagi Kota Bengkulu dan sudah menjadi best practice.

Hasto mengingatkan, stunting dapat menggerus pendapatan per kapita sebesar 22 persen. Apabila stunting di bawah 8 persen atau di bawah 5 persen. “Baru populasi itu tidak terlalu berpengaruh penurunan perkapitanya dibandingkan yang tidak stunting,” ujarnya.

Wakil Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi mengatakan  penurunan angka stunting atau tubuh kerdil akibat kekurangan gizi kronis itu berkat partisipasi semua pihak. Kesertaan lintas sektor ittersebut merupakan implementasi dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan penurunan stunting.

Pelaksanaan program pencegahan stunting di Kota Bengkulu dilakukan dengan aksi konvergensi yang melibatkan banyak pihak baik pemerintah, swasta dan masyarakat untuk mengambil peran masing-masing untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan kependudukan, ujar Dedy.

Pemerintah dengan kebijakannya telah mengembangkan program pemberian tablet tambah darah bagi remaja pelajar tingkat SMP di Kota Bengkulu. Itu dilakukan sejak 2018, dan beberapa program peningkatan kualitas SDM tengah berjalan seperti pembinaan kelompok remaja untuk memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi dan pencegahan nikah usia anak.. (tn/irs)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.