Rektor Unib Bawa Pulang 69 Sertifikat ACQUIN

oleh -170 Dilihat
Sejumlah petinggi di Universitas Bengkulu (Unib) foto bersama sambil memegang sertifikat internasional ACQUIN usia mengikuti rapat pimpinan yang dipimpin langsung Rektor Unib, Retno Agustina Ekaputri.(Foto/Humas Unib)
Sejumlah petinggi di Universitas Bengkulu (Unib) foto bersama sambil memegang sertifikat internasional ACQUIN usia mengikuti rapat pimpinan yang dipimpin langsung Rektor Unib, Retno Agustina Ekaputri.(Foto/Humas Unib)

Bengkulu- HARU dan bahagia menyelimuti ruang rapat tiga gedung Rektorat Universitas Bengkulu (Unib), Rabu pagi (6/12/2023). Pasalnya, Rektor Unib Retno Agustina Ekaputri, yang baru pulang dari kunjungan kerja ke Jerman mengumumkan hasil akreditasi internasional oleh lembaga ACQUIN terhadap 69 program studi selingkung Universitas Bengkulu.

“Kita tahu, sejak November 2022 lalu kita selalu menunggu-nunggu apa dan bagaimana hasil akreditasi internasional ACQUIN terhadap 69 program studi di Unib. Karena itu, saya beserta para Wakil Rektor melakukan kunjungan kerja ke Jerman minggu lalu dan hasilnya, saat ini kami telah membawa pulang 69 Sertifikat Akreditasi Internasional ACQUIN untuk Unib,” kata Retno Agustina Ekaputri, seraya menunjukkan tumpukan sertifikat di hadapannya.

Mendengar pernyataan rektor itu, seketika suasana tepuk tangan bergemuruh disertai ucapan syukur salaing bersahut-sahutan dari para dekan dan para ketua-ketua lembaga selingkung Unib yang diundang pada rapat pimpinan tersebut. “Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Unib mantap, Unib unggul!,” ujar para peserta rapat.

Rektor menjelaskan dalam kunjungannya ke kantor manajemen AQCUIN di Jerman, dirinya tidak sendiri tapi didampingi oleh para Wakil Rektor, yakni Wakil Rektor I, Prof Mochamad Lutfi Firdaus, Wakil Rektor II Yefriza, dan Wakil Rektor III Prof Candra Irawan.

“Setelah kami berkoordinasi dengan pihak ACQUIN, akhirnya kita diperkenankan membawa pulang 69 Sertifikat ACQUIN. Ke-69 sertifikat ini, yaitu untuk akreditasi internasional program studi sebanyak 68 sertifikat dan 1 sertifikat akreditasi internasional untuk institusi. Sertifikat ini akan berlaku hingga 6 tahun ke depan,” ujar Retno.

Jadi, tambah Rektor, dengan mendapatkan 69 Sertifikat ACQUIN ini, maka saat ini Unib satu-satunya institusi perguruan tinggi di Indonesia, yang telah terakreditasi internasional ACQUIN, disamping memecahkan rekor sebagai perguruan tinggi terbanyak program studinya terakreditasi ACQUIN.

“Alhamdulillah kita berhasil. Ini adalah keberhasilan kita semuanya. Karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada semuanya dan hari Senin nanti kita minta seluruh dekan untuk mengundang seluruh program studi beserta seluruh task force akreditasi ACQUIN untuk berkumpul di Gedung Serba Guna (GSG) UNIB dalam acara penyerahan sertifikat ini kepada masing-masing program studi,” tambah Retno Agustina Ekaputri.

Sebagaimana diinformasikan sebelumnya, ACQUIN (The Accreditation, Certification and Quality Assurance Institute) adalah asosiasi terdaftar pada EQAR (European Quality Assurance Register for Higher Education). Lembaga ini berkantor pusat di Bayreuth–Jerman.

EQAR merupakan lembaga akreditasi, sertifikasi, dan penjaminan mutu bertaraf internasional yang diakui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia, sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 83/P/2020 Tanggal 24 Januari 2020.

ACQUIN bertujuan untuk mengakreditasi program sarjana dan magister di semua disiplin ilmu dan di semua jenis universitas untuk memastikan program gelar berkualitas tinggi, menciptakan transparansi pasar, meningkatkan daya tarik universitas bagi mahasiswa asing dan mempromosikan perbandingan gelar akademik.

Keanggotaan ACQUIN sudah lebih dari 150 universitas di Jerman, Swiss, Austria, Amerika Serikat, Liechtenstein, Mesir, Mongolia, dan Lebanon.

Untuk medorong terwujudnya visi sebagai universitas bertaraf internasional dan meningkatkan capaian IKU (Indikator Kinerja Utama), pada tahun 2022 lalu Unib melakukan akreditasi internasional ini terhadap seluruh program studi strata satu (S1) dan program pascasarjana (S2 dan S3), serta akreditasi institusi, sehingga totalnya 70 akreditasi. Namun karena satu program pascasarjana (S3) di Fakultas Pertanian gagal, maka sebanyak 69 Sertifikat Akreditasi Internasional ACQUIN yang didapatkan.

Puncak dari proses akreditasi internasional ini terjadi di bulan November 2022, dimana Tim Manajemen ACQUIN melakukan kunjungan langsung ke kampus UNIB untuk meninjau sarana dan prasarana serta berbagai fasilitas yang relevan. Tim ACQUIN juga memfasilitasi assessment oleh Kelompok Ahli (Expert) yang terkoneksi melalui virtual zoom meeting dan aplikasi daring lainnya.

Dalam catatan Tim Humas UNIB, para expert yang melakukan penilaian tersebut merupakan para akademisi dari berbagai universitas di luar negeri. Kelompok expert yang menilai program studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), misalnya terdapat nama ProfTibor Gyalog (University of Applied Sciences & Arts Northwestern Switzerland); Prof Carl Winslow (University of Copenhagen), Prof Dirk Krüger (Freie Universitat Berlin), Prof Andreas Borowski (University of Potsdam), Prof Timm Wilke (Friedrich-Schiller-Universitat Jena), Prof Sebastian Habig (Friedrich-Alexander-Universitat Erlangen-Nurnberg), dan Professor Linda Evans (University of Manchester).

Kemudian kelompok expert yang menilai Fakultas Teknik, antara lain Professor Hans Edin (KTH Royal Institute of Technology), Prof Wolfgang Grillitsch (University of Applied Sciences Karnten), Professor Kari T. Koskinen (Tampere University); Prof Ulrike Lechner (University of the German Federal Armed Forces in Munich), Professor Thomas Asmus Pedersen (University of Southern Denmark), dan Professor Thomas Richter (Rhine-Waal University of Applied Sciences).

Untuk kelompok expert yang menilai Fakultas Hukum dilakukan Prof Mathias Schmoeckel (University of Bonn), dan Prof Thomas Schomerus (University of Lueneburg). Lalu untuk menilai Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ada nama Prof Mike Geppert (Friedrich-Schiller-Universitat Jena),Prof Surender Munjal (University of Leeds), Prof Almas Heshmati (Jőnkőping University), dan Prof Ulrike Stefani (University of Konstanz). Dan masih banyak expert lainnya, sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing.(PH/Humas Unbi)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.