Pemkab Rejang Lebong Tingkatkan Asupan Gizi terhadap Keluarga Berisiko Stunting

oleh -246 Dilihat

Bengkulu-Dalam upaya menurunkan prevalensi stunting di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, perlu dilakukan peningkatan asupan gizi bagi keluarga berisiko stunting. Keluarga berisiko stunting itu meliputi remaja, ibu hamil, menyusui dan bayi dua tahun (Baduta) keluarga mendiami rumah tidak layak huni (RTLH).

Peningkatan asupan gizi bagi kelompok tersebut, pemerintah daerah melalui organisasi perangkat daerah (OPD) setempat telah menggulirkan beberapa inovasi dan kebijakan dalam intervensi stunting.

Pada 2023 mendatang, Pemkab Rejang Lebong dengan inovasinya meluncurkan program penanganan stunting baik jangka pendek maupun panjang, di iantaranya program penanaman bibit padi biofortifikasi dengan luas lahan mencapai 150 hektare (ha) di di empat kecamatan.

“Kita telah membuat program untuk segera direalisasikan guna mendorong percepatan penurunan stunting di Kabupaten Rejang Lebong, melalui penyediaan makanan berupa beras biofortifikasi. Program ini mulai direncanakan sejak tahun ini, dan dipastikan pada 2023 mendatang akan tersedia beras tersebut hasil petani lokal,” kata Kepala Dinas Pertanian Rejang Lebong, Zulkarnain kepada wartawan, di Curup, pekan ini.

Hal itu disampaikan Zulkarnain saat menerima audiensi Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS-PK) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, Nopian Andusti, di kantor Bupati Rejang Lebong.

Kunjungan kerja Deputi KSPK, BKKBN Pusat, Nopian Andusti di Rejang Lebong disambut Sekretaris Daerah (Sekda) setempat, Yusran Fauzi dan sejumlah pejabat teknis penanganan stunting di daerah tersebut, di antaranya Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Pendiidikan dan Kebudayaan, Kepala Dinas PMD, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Rejang Lebong.

Audiensi dalam rangka penguatan dan pemantauan progres tim percepatan penurunan stunting (TP2S) di daerah itu. Kepala Dinas Kesehatan Rejang Lebong Syafawi melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Lisa Pitrianti menyebutkan, ada beberapa inovasi sebagai aksi nyata pemerintah daerah dalam upaya akselerasi penurunan stunting.

Program Stunting

Hingga 2023 mendatang pemerintah daerah telah meluncurkan inovasi-inovasi program penurunan stunting, yaitu pendampingan calon pengantin peduli stunting (Dampingi) dimana progrm ini mendampingi catin dalam menuju perkawinan melalui kerja sama PLKB, pendampingan melalui KUA.

Selain itu, kata Lisa, Dinas Kesehatan bersama Dinas pendidikan dan kebudayaan berkolaborasi membina remaja agar lepas dan bebas dari anemia yang disebut dengan “Sahabat Cerita”.

Pencegahan stunting, lanjut Lisa, pemerintah daerah setempat mengembangkan kegiatan konseling layak kawin calon pengantin yang dipopulerkan dengan nama “Kolang Kaling” yang bekerja sama dengan Kemenag, Dinkes dan PKK.

Mengingat stunting tidak hanya disebabkan oleh kekurangan gizi kronis. Aspek lingkungan pun menjadikan bagian dari kasus stunting. Atas hal tersebut pemerintah daerah mengembangkan program lingkungan sehat yaitu dengan “pembuangan air limbah sederhana dan bermanfaat, sebutnya.

Untuk mengaktualisasikan penanganan stunting melalui penyehatan lingkungan Dinas Kesehatan Rejang Lebong bersama Dinas PU, Penataan Ruang dan Perkim Rejang Lebong, telah menanda tangani MoU tentang Peningkatan Akses Air Bersih dan Jamban Sehat Cegah Stunting, sebut Lisa.

Sedangkan inovasi pengentasan stunting di daerah itu, telah berlangsung sejak 2021 dimana dengan program “Zat Penting ” atau yang dikenal dengan zakat penanganan stunting, bekerja sama dengan organisasi wanita dan swasta di daerah itu.

Melalui program kerja pengentasan stunting tersebut, diharapkan dapat menurunkan stunting yang masih terbilang tinggi mencapai 26,0 persen (SSGI) 2021, dan mampu menurunkan dengan mencapai target sebesar 14,96 persen hingga 2024 mendatang, demikian Lisa Pitriani.(rs/min)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.