Bengkulu- Menyikapi kasus demam berdarah dengue (DBD) Pemkot Bengkulu, melalui Dinas Kesehatan (Diskes) setempat, meminta masyarakat membiasakan hidup sehat ketimbang melakukan fogging (penyemprotan) di daerah yang telah berjangkit DBD.
Plt Kepala Dinkes Kota Bengkulu, Sri Martiana, Senin (27/6/2022) mengatakan, pelaksanaan fogging dirasakan kurang tetap karena menggunakan bahan berbahaya bagi kesehatan manusia.
“Kalau bisa kita konseling dulu ke masyarakat dan menjelaskan bahwa fogging kurang baik karena menggunakan zat kimia insektisida dan bisa mengganggu saluran pernapasan, makanya masyarakat kita sarankan tidak melakukan fogging, tapi membiasakan pola hidup sehat agar aman dari ancaman terpapar BDB,” ujarnya.
Masyarakat di Kota Bengkulu, disarankan menerapkan hidup sehat dan melaksanakan gerakan 3M, yakni membakar sampah, menguras bak mandi secara teratur dan menimbun tempat-tempat lebab yang berpotensi menjadi tempat nyamuk bertelur.
“Jika hal ini dapat dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat Kota Bengkulu, maka Insya Allah akan terhindar dari ancaman terjangkit DBD yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti,” ujarnya.
Meski demikian, kata Martiano jika masyarakat tetap akan melaksanakan fogging guna mengatasi kasus DBD di sekitar tempat tinggalnya, maka Dinkes Kota Bengkulu meminta bila melaksakan fogging harus sesuai standar operasi prosedur (SOP) yang sudah ditetapkan.
“Setiap laporan masyarakat terkait kasus DBD langsung kita respon dan sebaiknya sebelum melakukan fogging dilakukan konseling lebih dulu. Jika masyarakat tetap minta fogging kita lakukan stok obat masih tersedia meski sebenar tidak baik,” tandasnya.
Jumlah kasus DBD di Kota Bengkulu dalam lima bulan terakhir tercatat sebanyak 88 kasus meliputi bulan Januari 22 kasus, Februari 25 kasus, Maret 12 kasus, April 8 kasus dan bulan Mei sebanyak 21 kasus.(mc/min)