Wawali Dedy Wahyudi Siap Jadi Pembina dan Penasehat FMRB

oleh -200 Dilihat
Wawali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi foto bersama ketua dan anggota Forum Masyarakat Melayu Bengkulu, di depan Barendo, Kota Bengkulu.(Foto/MC Pemkot Bengkulu)
Wawali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi foto bersama ketua dan anggota Forum Masyarakat Melayu Bengkulu, di depan Barendo, Kota Bengkulu.(Foto/MC Pemkot Bengkulu)

Bengkulu- Wakil Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi menyatakan siap untuk menjadi pembina dan penasehat Forum Melayu Rembuk Bengkulu (FMRB), menyusul adanya permintaan dari pengurus dan anggota FMRB saat bersilaturahmi dengan orang nomor dua di Kota Bengkulu tersebut.

Ketua FMRB, Sugiarto dan anggota berkunjung ke Wakil Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi,Rabu (3/8/2022) lalu, bermaksud memperkenalkan anggota FMRB juga sekaligus meminta Wawali Dedy Wahyudi menjadi pembina dan penasehat forum tersebut.

Dalam pertemuan itu, Sugiarto menjelaskan ke Wawali Dedy bahwa baru satu orang yang bersedia diangkat menjadi penasehat dan pembina FMRB, yakni mantan Wali Kota Bengkulu, Ahmad Kanedi, dan pihaknya berharap Wawali Dedy bersedia menjadi penasehat dan pembina.

Atas permintaan FMRB tersebut, Wawali Dedy Wahyudi menyatakan bersedia menjadi panasehat dan pembina dari forum tersebut. “Saya dengan mengucapkan Bismillahirramahnirrohim bersedia menjadi penasehat FMRB,” kata Wawali Dedy Wahyudi seperti dikutif dari Media Center Pemkot Bengkulu, Jumat (5/8/2022).

Wawali Dedy mengaku, sudah sejak lama dirinya memperhatikan keberadaan FMRB karena kebetulan dia konsen juga terhadap adat melayu Kota Bengkulu, makanya dirinya memberikan dukungan dan bersedia menjadi penasehat di FMRB.

“Kalau kerja yang baik pasti saya bersedia. Tapi kita harus punya program kerja dan jangan hanya cuma kumpul-kumpul saja. Harus ada program-program produktif. Nanti saya sampaikan ke BMA bahwa ormas ini bukan saingan karena ormas tersebut terbuka kepada siapa saja,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Wawali Dedy mengusulkan perubahan nama organisasi ini agar mudah diingat orang, seperti Forum Melayu Bengkulu (FMB). Karena ormas ini baru dan belum dikukuhkan.

“Kalau boleh saya sumbang saran, kalau boleh organisasi jangan susah nian nyebutnya. Namanya singkat padat. Kalau bisa gimana namanya diganti FMB,” ujar Dedy. Usulan Wawali Bengkulu tersebut, langsung disetujui ketua dan anggota FRMB menjadi Forum Melayu Bengkulu (FMB).

Sementara itu, Ketua FMRB, Sugiarto mengatakan, forum ini berdiri pada 18 November tahun 2018 di Pondok Kelapa, Bengkulu Tengah, di rumah alm Khairul Asiqin sebagai pencetus ingin melestarikan adat istiadat melayu Kota Bengkulu.

Namun, baru berjalan sebentara pandemi Covid-19 melanda Tanah Air, termasuk Provinsi Bengkulu, sehingga FMRB vakum selama dua tahun, kemudian Ketua FMRB Khairul Asiqin meninggal dunia. “Sesuai AD/ART digelar rapat pleno untuk memilih ketua baru,” ujarnya.

Sugiarto menjelaskan, furum ini sudah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kementerian hukum dan ham (Kemenkumham). “Kami ingin melestarikan adat melayu di Kota Bengkulu. Itulah misi kami dan banyak yang kita lestarikan, seperti kesenian, budaya, ritual pernikahan dan sebagainya,” ujar Sugiarto menambahkan.(min)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.