Bengkulu- Wakil Gubernur (Wagub) Bengkulu, Rosjonsyah mengatakan, seluruh elemen masyarakat harus mendukung program penurunan stunting di daerah ini. Sebab, penurunan stunting bukan hanya tanjungg jawab pemerintah saja, tapi seluruh masyarakat di daerah ini.
“Program penurunan stunting ini menyentuh langsung kehidupan dasar manusia, sehingga wajib didukung agar tujuan dapat dicapai dengan baik,” kata Wagub Rosjonsyah saat menghadiri kampanye stunting di Desa Padang Genting, Kecamatan Sungai Rumbai, Kabupaten Mukomuko, Jumat (21/10/2022).
Kampanye stunting di salah satu kampung keluarga berkualitas (KB) tersebut, dihadiri anggota Komisi IX DPR-RI, Elva Hartati, Wakil Bupati Mukomuko, Warsi dan Kepala BKKBN Bengkulu, Rusman Effendi, dinas instansi terkait dan masyarakat daerah ini.
Mantan Bupati Lebong ini mengatakan, program pemerintah jika tidak didukung masyarakat, maka tidak akan berhasil sesuai harapan. Karena itu, diminta segenap elemen masyarakat untuk menyukseskan program penurunan angka stunting di Provinsi Bengkulu, termasuk di Kabupaten Mukomuko.
Dukungan masyarakat dalam penurunan stunting, katanya dimulai dengan mengubah perilaku, mulai dari kesadaran akan pengasuhan yang baik, kesadaran akan asupan gizi yang cukup serta kesadaran akan pentingnya pola asuh yang benar dan baik.
Selain itu, pengasuhan sejak dari dalam kandungan 1000 hari pertama kehidupan atau yang populer dengan 1000 HPK. “Jika tidak dapat dilakukan dengan baik, maka insyah Allah anak akan terhindar dari ancaman terpapar stunting,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan anggota Komisi IX DPR-RI, Elva Hartati. Dihadapan ratusan peserta sosialisasi stunting, politisi PDIP mengatakan, faktor yang menyebabkan stunting adalah kekurangan gizi dalam waktu yang lama dan lingkungan yang kurang sehat, kurangnya air bersih layak konsumsi, serta keluarga tidak memiliki jamban yang sehat.
Terkait hal itu, Ketua DPD PDIP Provinsi Bengkulu, Elva Hartati mengajak pemerintah daerah untuk bersama-sama mengambil peran dalam peningkatan akses kesehatan masyarakat, serta orang tua harus mengawasi anak remaja untuk tidak menikah pada usia anak, karena berisiko pada kelahiran bayi dan ibu.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Rusman Efendi menjelaskan, kampanye sosialisasi percepatan penurunan stunting di desa kampung KB itu, merupakan aksi konvergensi yang istimewa. Pasalnya, kampanye itu disuarakan langsung tokoh-tokoh penting di daerah ini, yakni Wagub Bengkulu, Rosjonsyah dan Wabup Mukomuko, Warsi.
Hal itu dilakukan dalam upaya mengimplementasikan aksi konvergensi penurunan stunting yang dituangkan dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting.
Rusman menambahkan kampanye kolaboratif penurunan stunting tersebut, diharapkan dapat menekan prevalensi dan potensi risiko stunting, sehingga mampu mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Mukomuko.
“Kampanye program prioritas nasional ini mengutamakan daerah-daerah yang berpotensi risiko tinggi terhadap stunting. Di Kabupaten Mukomuko, sasaran kampanye stunting di Kecamatan Sungai Rumbai. Di kecamatan ini ada sebanyak 1.594 KK dari 1.446 beriko stunting, dan Kecamatan Air Manjunto dengan keluarga berisiko stunting sebanyak 1.594,” ujarnya.(irs)