Tingkatkan SDM Bangsa, Ratusan Remaja Bengkulu Ikuti Kampanye Stunting

oleh -549 Dilihat
Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo foto bersama dua orang Duta GenRe Provinsi Bengkulu pada acara kampanye stunting, di salah satu hotel ternama di Kota Bengkulu. Kampanye stunting selain bertujuan menurunkan kasus stunting di Bengkulu juga dilakukan dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) bangsa, termasuk Provinsi Bengkulu.(Foto HB/Idris)
Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo foto bersama dua orang Duta GenRe Provinsi Bengkulu pada acara kampanye stunting, di salah satu hotel ternama di Kota Bengkulu. Kampanye stunting selain bertujuan menurunkan kasus stunting di Bengkulu juga dilakukan dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) bangsa, termasuk Provinsi Bengkulu.(Foto HB/Idris)

Bengkulu – Pemerintah secara konsisten terus mengampanyekan Stunting di tengah masyarakat di Tanah Air melalui aksi konvergensi lintas sektor. Kali ini, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama mitra kerja DPR-RI, pemerintah provinsi, kabupaten dan kota mengampanyekan program percepatan penurunan stunting di Provinsi Bengkulu. Kampanye tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Kegiatan yang diikuti ratusa n remaja usia pelajar dan mahasiswa di Kota Bengkulu ini, dilaksanakan di salah satu hotel ternama di Bengkulu.

Hadir pada kegiatan tersebut, Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo, anggota Komisi IX DPR-RI, Elva Hartati, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB-KR) dan Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS-PK) BKKBN.

Hasto mengatakan, dalam pencegahan potensi dan risiko stunting harus dimulai dari lingkungan yg sehat, makan makanan bergizi. pemenuhan makan bergizi dimulai sejak 1000 hari pertama kehidupan (HPK). “Protein hewani seperti ikan jauh lebih baik dari daging untuk mencegah stunting. Asupan protein hewani sangat penting dalam mencegah stunting, makanya merevolusi pola makan,” ujarnya.

Dalam enam bulan kehidupan pertama, katanya menyusui yang sehat adalah setiap 2 jam sekali bagi bayi. Dengan revolusi pola makan maka mampu menekan risiko keluarga berpotensi stunting. Pasalnya, stunting dapat disebabkan akibat kurang nutrisi, penyakit serius serta pola asuh yang tidak bagus. Pola asuh yang sehat harus dapat membuat nyaman anak dalam pengasuhan.

Dikatakan Hasto, Provinsi Bengkulu memiliki risiko tinggi keluarga melahirkan anak stunting. Dari jumlah populasi mencapai dua juta lebih, tingkat kemiskinan yang rendah, yakni sebanyak 297.230 orang atau 14,62 persen dibanding dengan risiko kelahiran anak stunting.

“Melihat persentase stunting di Bengkulu sebesar 22,1 persen tentu masih sangat tinggi. Ditambah angka kelahiran total sebesar 2,21 persen. Semuanya itu memiliki riwayat dalam kemiskinan ekstrem. Jadi pengendalian stunting menyasar ke semua lapisan masyarakat terutama menurunkan angka perkawinan usia anak,” papar Hasto.(irs)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.