Bengkulu-Ribuan warga Kota Bengkulu menyaksikan langsung pembukaan Festival Tabut 2024, di lapangan Merdeka, Bengkulu. Pembukaan festival tahunan kalender tetap Dispar Bengkulu ini bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1446 Hijriah.
Festival Tabut yang digelar setiap 1-10 Muharam dibuka langsung oleh Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, ditandai dengan pemukulan alat musik tradisional dol, akhir pekan lalu. S eluruh rangkaian acara Festival Tabut 2024, dipusatkan di Lapangan Merdeka, Kota Bengkulu, dan akan berlangsung selama sepuluh hari hingga 16 Juli mendatang.
Kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Pempov Bengkulu, Kerukunan Keluarga Tabut (KKT) dan seluruh pihak terkait di daerah in. Festival Tabut adalah budaya turun-temurun yang terus bertahan di Bengkulu, melawan derasnya arus modernisasi. Bukan hanya sebagai perayaan rakyat, tetapi juga merupakan bentuk keragaman seni dan budaya di Bengkulu.
Kabar gembiranya Festival Tabut ini selalu masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) Kemenparekraf RI. Gubernur Rohidin berharap berbagai festival yang digelar di tingkat kabupaten seperti Festival Gurita di Kabupaten Kaur dan Festival Danau Nibung di Mukomuko juga dapat masuk dalam KEN Kemenparekraf.
Ia menjelaskan, Pemda Provinsi Bengkulu juga terus melakukan terobosan untuk mengangkat budaya Bengkulu agar dikenal luas. Salah satunya dengan menata kawasan Danau Dendam Tak Sudah menjadi destinasi wisata yang memadukan budaya dan keindahan alam.
Hal tersebut sedang dirancang bersama banyak pihak, di antaranya Badan Muyawarah Adat (BMA) Bengkulu. “Saya bersama BMA Bengkulu dan pelaku seni Bengkulu sekarang sedang merancang agar kawasan Danau Dendam Tak Sudah menjadi satu destinasi wisata budaya yang terintegrasi dengan wisata danau,” ujarnya.
Gubernur Rohidin juga berharap pada tahun 2025, tidak hanya ada Festival Tabut, tetapi juga Festival Danau Dendam Tak Sudah. Ia juga berterima-kasih atas dukungan Kemenparekraf yang juga telah mendukung Festival Tabut sebagai salah satu prioritas nasional, sehingga sektor pariwisata Bengkulu bisa semakin melebarkan sayapnya dalam event berskala nasional.
Festival tidak hanya menampilkan beragam hiburan rakyat, tetapi juga menggerakkan ekonomi daerah, khususnya para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu, Murlin Hanizar menjelaskan, bahwa Festival Tabut tahun ini diikuti 120 sanggar seni dan komunitas seni dan budaya di Bengkulu. Ada 400 UMKM yang ikut berpastisipasi dengan 1.500 pelaku ekonomi kreatif.
“Selain rangkaian acara adat, festival juga dimeriahkan pagelaran seni budaya berupa lomba dhol, lomba tari kreasi, telong-telong, lomba ikan-ikan. Ada pula pertunjukan dari daerah tetangga, dalam hal ini dari Kota Padang, Sumatera Barat,” terang Murlin.
Pembukaan Festival Tabut juga dihadiri Staf Khusus Pariwisata RI Okto Irianto, Kepala Badan Keamanan Laut Jendral Irwansyah, yang merupakan putra asli Provinsi Bengkulu. Ada pula perwakilan Provinsi Jambi, serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah.
“Tahun ini Festival Tabut berfokus pada penyelenggaraan berkelanjutan (sustainable). Menjadikan acara ini lebih teratur, bersih dan ramah lingkungan. Sehingga diyakini dalam pelaksanaannya sepuluh hari ke depan berjalan dengan lebih baik, aman dan nyaman dari tahun-tahun sebelumnya,” tambah Murlin.
Panitia menyediakan beragam fasilitas umum untuk para pengunjung. Ada toilet, mushola, water station (tempat isi ulang air minum gratis), ruang ramah anak, recharge zone (tempat pengisian daya), information booth, posko kesehatan, posko keamanan dan smooking area.
Penyelenggaraan berbagai event di Bengkulu menjadi tuntutan yang harus bisa diwujudkan secara kreatif dan inovatif dalam satu tahun kalender yang terjadwal dan tetap sepanjang tahun.(min)