Ribuan Pelajar SMA/SMK di Bengkulu Ikuti Ujian Berbahasa Indonesia

oleh -48 Dilihat
Ribuan pelajar SMA/SMK di Bengkullu ikuti ujian Berbahasa Indonesia, Gedung Pemuda dan Olahraga, Sawah Lebar, Kota Bengkulu, Selasa 24 September 2024. (Foto-Humas Pemprov Bengkulu)
Ribuan pelajar SMA/SMK di Bengkullu ikuti ujian Berbahasa Indonesia, Gedung Pemuda dan Olahraga, Sawah Lebar, Kota Bengkulu, Selasa 24 September 2024. (Foto-Humas Pemprov Bengkulu)

Bengkulu-Pelestarian bahasa daerah menjadi salah satu isu penting dalam menjaga kekayaan budaya Indonesia, terutama di kalangan generasi muda.

Untuk itu, Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) hadir sebagai salah satu sarana untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya bahasa, baik nasional maupun daerah, di kalangan siswa. UKBI tingkat pelajar se-Provinsi Bengkulu digelar di GOR Sawah Lebar, Bengkulu, Selasa (24/9/2024).

Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, yang secara daring membuka acara tersebut, mengajak para siswa SMAN dan SMKN di Bengkulu untuk tidak hanya menguasai Bahasa Indonesia, tetapi juga mencintai dan melestarikan bahasa daerah yang menjadi bagian dari identitas budaya.

“Bahasa daerah di Bengkulu sangat kaya dan beragam, seperti bahasa Serawai, Pekal, Rejang, dan masih banyak lainnya. Kita harus menjaga dan melestarikan bahasa-bahasa ini agar tidak hilang,” ujar Rohidin.

Sebanyak 2.622 siswa SMAN dan SMKN di Provinsi Bengkulu turut serta dalam UKBI, yang juga dijadikan sebagai salah satu faktor penentu dalam pemberian beasiswa kepada para siswa. Lebih lanjut, Gubernur Rohidin menekankan pentingnya Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa, meskipun keberagaman bahasa daerah tetap harus dijaga.

“Kita tetap menjunjung tinggi Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu. Bahasa ini adalah bahasa nasional yang bisa digunakan di seluruh penjuru Indonesia untuk berkomunikasi,” tambahnya.

Di sisi lain Aminudin Aziz menyoroti pentingnya UKBI sebagai bekal bagi para siswa, terutama dalam penulisan skripsi di masa mendatang. “Kami sering mendapat laporan dari dosen bahwa mahasiswa kerap keliru dalam menggunakan Bahasa Indonesia dalam skripsi atau tesis mereka. Ini akibat kurangnya pemahaman terhadap UKBI,” jelas Aminudin.

Reporter    : Usmin

Editor         : M Rareza Rebi Aldo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.