Percepat Turunkan Stunting, Wagub Bengkulu Evaluasi P2S di Lebong

oleh -378 Dilihat
Ketua Tim TPPK Provinsi Bengkulu, Rosjosnyah tengah memberikan sambutan pada acara monitoring dan evaluasi (Monev) penenurunan srunting di Kabupaten Lebong.(Foto HB/Idris)
Ketua Tim TPPK Provinsi Bengkulu, Rosjosnyah tengah memberikan sambutan pada acara monitoring dan evaluasi (Monev) penenurunan srunting di Kabupaten Lebong.(Foto HB/Idris)

Bengkulu-Sebagai upaya percepatan penurunan stunting di Bengkulu, Wakil Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mengambil langkah pendampingan dan monitoring dan evaluasi (monev) terkait pemanfaatan elsimil dan google form.

TPPS bersama Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, Selasa (6/12/2022), turun ke Kabupaten Lebong dalam rangka pendampingan pelaksanaan dan pembinaan.

Sebelumnya kegiatan serupa dilaksanakan di sejumlah kabupaten di Bengkulu, yaitu Kabupaten Kaur, Seluma, Mukomuko, Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan dan Kabupaten Lebong. Monev P2S di Lebong diikuti 120 peserta, dan tampak hadir sejumlah pejabat di lingkup Pemkab Lebong, seperti Wakil Bupati Lebong, Fahrurozi, selaku Ketua TPPS kabupaten dan sejumlah pejabat di lingkup pemkab setempat.

Didepan peserta rekonsiliasi tersebut, Wagub Rosjonsyah mengatakan, dalam rangka menurunkan angka prevalensi stunting harus dilakukan secara bergotong royong. Semua stakeholder yang terlibat untuk melakukan upaya secara konvergensi dalam menurunkan angka prevalensi stunting.

Melalui monev dan pendampingan P2S diharapkan mampu menekan potensi dan risiko stunting di Lebong, yang masih terbilang tinggi sebesar 23,3 persen (SSGI 2021). Peraturan Presiden

(Perpres) Nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, menekankan bahwa program penurunan stunting harus dilaksanakan secara holistik, integratif dan sinkronisasi antar instansi yang ada di pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten kota.

Dalam peraturan presiden (Perpres) No 72 tahun 2021 dibagi menjadi dua intervensi cakupan layanan dalam menangani percepatan penurunan stunting, yakni layanan sensitif dan spesifik. “Layanan sensitif sebagai strategi dan upaya pencegahan stunting dari sektor hulu,” kata mantan Bupati Lebong ini.

Rosjonsyah menambahkan, hadirnya TPPS dan TPK, serta BAAS dan GenRe mampu menekan potensi berkembangnya stunting. Diketahui berdasarkan PK 21 keluarga berisiko stunting di Lebong sebanyak 15.292 keluarga. Evaluasi ini untuk mengetahui langkah yang telah dilakukan selama ini di Kabupaten Lebong, serta menyusun strategi kedepan dalam penurunan kasus stunting.

Koordinator Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB-KR) BKKBN Bengkulu, Zainin kepada wartawan di Lebong mengatakan, monev P2S dan pembinaan pemanfaatan elsimil tersebut, agar dapat menggerakkan progres percepatan penurunan stunting di Bengkulu.

Evluasi P2S diikuti peserta sebanyak 120 org itu dari berbagai unsur, TPPS kabupaten hingga desa, Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan Kades lokus stunting, pengelola faskes. Selain itu, terdapat tim audit kasus stunting (AKS) di Kabupaten Lebong.(irs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.