Bengkulu- Berbagai upaya dilakukan Pemkab Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, untuk menekan kasus stunting di daerah ini, salah satu menggelar kampanye stunting dengan melibatkan ratusan orang peserta dari berbagai elemen, di antaranya kepala desa (kades), anggota Apdesi dan tokoh masyarakat daerah ini.
Kali ini, BKKBN Bengkulu dan anggota Komisi IX DPR-RI, Elva Hartati menggelar kampanye gizi buruk dan stunting di Desa Babatan Ilir, Kecamatan Seginim, Bengkulu Selatan. Acara ini dihadiri Wakil Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah, Wakil Bupati Bengkulu Selatan, Rivai Tajuddin dan berbagai instansi terkait lainnya.
Dalam kesempatan tersebut juga dilaksanakan peninjauan normalisasi aliran irigasi Air Nipis Seginim oleh Wakil Bupati Bengkulu Selatan Rivai Tajudin. Kampanye tersebut juga unsur pemerintah, dinas teknis terkait stunting, Camat Seginim, Camat Kedurang Ilir, para kepala desa dan masyarakat dua kecamatan setempat.
Kepala Dinas DP3APPKB Kabupaten Bengkulu Selatan Fery Kusnadi, Kamis (10/8/2023) mengatakan, normalisasi aliran irigasi ditinjau langsung oleh Wakil Bupati Bengkulu Selatan, Rivai Tajudin disaksikan unsur pemerintah kabupaten dan kecamatan Seginim.
Dengan normalya fungsi irigasi tersebut, diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian sawah dan kolam ikan air deras sehingga dapat dijadikan sebagai sumber peningkatan gizi bagi masyarakat untuk mendukung program pencegahan stunting, ujar Fery.
Hadir ditengah ratusan peserta kampanye tersebut, selain Wakil Bupati Bengkulu Selatan sekaligus sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kabupaten, hadir juga Wakil Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah sebagai Ketua TPPS provinsi, anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Elva Hartati, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pewakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bengkulu, M.Iqbal Apriansyah, tokoh masyarakat dan agama di daerah tersebut.
Wakil Bupati Bengkulu Selatan, Rivai mengajak masyarakat sekitar untuk memanfaatkan fungsi dari irigasi yang dapat mengairi sawah dan lahan kebun palawija. Tidak hanyak itu hadirnya air yang cukup dari bendungan tersebut dapat meningkatkan hasil perikanan kolam ikan tawar.
“Manfaatkan sumber air irigasi untuk meningkatkan pangan lokal sebagai sumber gizi bagi keluarga. Yang sejalan dengan program pemerintah yaitu pencegahan stunting. Irigasi yang ada di desa tersebut dapat mengairi area persawahan mencapai 5000 hektare bagi 400 pengusaha kolam ikan air tawar,” sebut Wabup Rivai.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah menyebutkan, normalisasi aliran irigasi ini merupakan inovasi dan kreatifitas pemerintah desa dalam mengimplementasikan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting. Dimana menginstruksikan dalam pelaksanaan penurunan stunting dengan gerakan bersama atau konvergensi.
“Kampanye ini juga merupakan bentuk koordinasi dan konvergensi percepatan penurunan stunting. Untuk membangun pola pikir yang lebih sehat dengan dimulai dari merubah perilaku masyaraka yaitu perilaku sehat dengan kebersihan lingkungan dan penigkatan asupan gizi yang dimulai sejak janin hingga anak berusia dua tahun,” ujarnya.
Ajak Apdesi
Iqbal juga mengajak dalam konvergensi penurunan stunting agar dapat menjalin kerja sama dengan pemerintahan desa yaitu melalui Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (APDESI). “Mari kita bersama dengan APDESI untuk berkolaborasi menurunkan stunting. Berdasarkan hasil studi status gizi Indonesia (SSGI) 2022 prevalensi stunting di Kabupaten Bengkulu Selatan masih sebesr 23,2 persen.”
Melalui kolaborasi bersama lintas lembaga dan masyarakat diharapkan dapat menekan kasus tersebut hingga mencapai sasaran atau target Provinsi Bengkulu pada 2024 sebesar 12,55 persen. Dengan digelarnya kampanye akbar percepatan penurunan stunting diharapkan dapat dijadikan sebagai media edukasi perubahan perilaku masyarakat untuk hidup lebih sehat.
Wakil Gubernur Bengkulu Rosjonsyah mengingatkan, agar masyarakat petani dapat memungsikan irigasi untuk meningkatkan produksi padi dan kolam ikan sebagai sumber pangan lokal bergizi dalam mencegah potensi risiko terjadinya stunting. Selain fungsi sebagai kolam ikan tawar, air aliran irigasi tersebut dapat menambah produksi kebun palawija sebagai sumber peningkatan gizi masyarakat, pintanya.
Bendungan Air Nipis dibangun pada masa Orde Baru, tepatnya pada tahun 1986 silam. Fungsi utamanya adalah sebagai irigator untuk areal persawahan disekitarnya yang memiliki luas hingga mencapai 3116 hektar. Aliran debit air di Bendungan Air Nipis cukup deras yaitu bisa mengalirkan air hingga mencapai 2,7 liter/detik.
Tujuan dari pembangunan bendungan ini pun tercapai, di mana Bengkulu Selatan akhirnya bisa menjadi lumbung padi utama di provinsi Bengkulu. Selain itu fungsi mengairi lahan kolam air deras sebagai usaha rumah tangga yang mampu menyuplai pasokan ikan air deras di Kabupaten Bengkulu Selatan dan bahkan hingga Provinsi Bengkulu.(irs)