Gubernur Rohidin Minta Faskes dan Apoteker Bersinergi Ciptakan Masyarakat Sehat

oleh -226 Dilihat
Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah didampingi Kepala Dinkes Bengkulu, Herwan Antoni (paling kiri), Sekjen IAI Pusat,Lilik Yusuf Indrajaya (kedua dari kiri) foto bersama usai melantikan Pengurus IAI Bengkulu dan sekaligus membuka Rakerda PD IAI Bengkulu, di Balai Raya Semarak Bengkulu.(Foto/Ist)
Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah didampingi Kepala Dinkes Bengkulu, Herwan Antoni (paling kiri), Sekjen IAI Pusat,Lilik Yusuf Indrajaya (kedua dari kiri) foto bersama usai melantikan Pengurus IAI Bengkulu dan sekaligus membuka Rakerda PD IAI Bengkulu, di Balai Raya Semarak Bengkulu.(Foto/Ist)

Bengkulu- Apoteker mempunyai peran penting dan menjadi bagian tidak terpisahkan dalam sistem membangun kesehatan nasional. Sebagai tenaga profesional, apoteker dipandang perlu hadir di tengah-tengah masyarakat, bukan hanya sekedar memberikan resep, tetapi dapat memberikan edukasi dan melakukan upaya preventif.

Selain itu, apoteker juga mempunyai peran dalam menjamin ketersediaan obat yang bermutu dan jumlah stok obat yang harus di siapkan berdasarkan penyakit yang dominan di suatu daerah.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, saat menghadiri Pelantikan Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (PD IAI) Provinsi Bengkulu masa bakti 2022-2026, sekaligus membuka Rakerda dan talkshow Kefarmasian, di Balai Raya Semarak Bengkulu, Sabtu (4/3/2023).

“Saya harap kinerja Apoteker Bengkulu semakin baik ke depan. Saya juga dapat laporan dari Rumah Sakit, 5 sampai 6 miliar kadang kadang obat kadaluarsa yang tidak termanfaatkan,” ujar Rohidin.

Gubernur Rohidin menambahkan, seharusnya jika apoteker betul-betul difungsikan dan bersinergi dengan Rumah Sakit (RS) dan Fasilitas Kesehatan (Faskes) lainnya, tidak akan ada stok obat yang kadaluarsa dan merugikan dalam rangka efisiensi anggaran.

100 Ribu Apoteker

Sementara itu, Sekjen IAI Pusat, Lilik Yusuf Indrajaya mengatakan, saat ini apoteker di Indonesia sudah mencapai 100.000 orang dan pertahun bertambah hingga 6.000 apoteker. Dengan adanya pertambahan apoteker yang cukup banyak itu, kata Lilik setiap sarana kefarmasian termasuk puskesmas bisa memiliki apoteker. Sehingga PR yang disebut Gubernur Rohidin bisa terselesaikan.

“Jadi, apoteker siap berkontribusi ke seluruh daerah termasuk di Provinsi Bengkulu. Tinggal bagaimana pemerintah bisa menyerap teman-teman apoteker, sehingga bisa ada di seluruh lapisan fasilitas kesehatan,” tutur Lilik

Di kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Daerah IAI Provinsi Bengkulu Yenni Fitrhiani mengatakan, selain meningkatkan kompetensi para apoteker, IAI juga konsen terhadap edukasi kepada masyakat agar mempunyai pola hidup sehat.

Dijelaskan Yenni, selama ini apoteker di apotik dan puskesmas sudah ikut turun memberikan penyuluhan bergabung bersama profesi kesehatan lainnya. Di Provinsi Bengkulu, lanjut Yenni terdapat 700 apoteker. Dimana 500 orang di antaranya berada di Kota Bengkulu, dan sisanya tersebar di 9 kabupaten.

Angka tersebut, dalam 4 tahun dapat meningkat dua kali lipat. Meski pertambahannya cukup tinggi, namun kata Yenni daya tampung ke faskes yang masih kurang. “Tugas kami berikutnya yang cukup urgen adalah berkoordinasi dengan pimpinan di daerah, bagaimana bupati dan walikota untuk menempatkan apoteker di puskesmas, karena masih banyak kita temukan puskesmas yang belum ada apotekernya”, tutup Yenni.(mc/min)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.