Bengkulu- Wakil Bupati Seluma, Gustianto awal pekan ini menerima kunjungan kerja pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Povinsi Bengkulu, Zainin untuk membahas program penurunan stunting di Kabupaten Seluma.
Pertemuan yang berlangsung di ruang kerja Wabup Seluma itu, dihadiri Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu didampingi Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Nesianto, serta pejabat di lingkup Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendlian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Seluma dan Technical Assistant (TA) Satuan Tugas Stunting Kabupaten Seluma.
Mengawali dialog, Gustianto mengimbau agar BKKBN selaku ketua pelaksana penanganan program stunting terus mendorong aksi-aksi konvergensi dalam percepatan penurunan stunting akibat kekurangan gizi kronis, khususnya aksi 1, 2 dan aksi 3 yang tertuang dalam delapan aksi konvergensi penurunan stunting.
Mengingat kasus stunting di daerah itu masih di atas ambang toleransi yang dikeluarkan organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO) sebesar 20 persen. Kendati telah berhasil menurunkan dari 24,7 persen menjadi 22,1 persen pada tahun 2022 (SSGI 2022).
Gustianto juga meminta agar pihak terkait mendorong pemerintah kabupaten untuk menyusun program kerja masing-masing lembaga dan instansi. Agar progres pemerintah Kabupaten Seluma dapat menyasar target penurunan stunting. Sehingga nantinya target provinsi sebesar 12,5 persen dapat diraih pada 2024 mendatang, ujarnya.
Menurut Wabup, persoalan stunting selain disebabkan oleh ekonomi masyarakat yang tergolong miskin sehingga mengakibatkan persoalan kekurangan gizi. Juga disebabkan pernikahan usia anak di tengah masyarakat.
“Dalam mengatasi hal demikian itu, program bapak asuh anak stunting (BAAS) merupakan strategi tepat untuk mencegah potensi lahirnya stunting di tengah masyarakat, dimana BAAS dapat memberikan bantuan asupan gizi kepada keluarga berisiko stunting.”
Menyikapi hal tersebut, Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu Drs. Zainin menyampaikan bahwa dalam penanganan stunting selain dilakukan secara konvergensi atau bergotong royong lintas sektor juga pemerintah agar memaksimalkan tenaga penyuluh KB dan kader tim pendamping keluarga (TPK) di masing-masing daerah.
Di Kabupaten Seluma, TPK telah terbentuk sebanyak 215 tim yang terdiri dari 645 orang, terdiri unsur bidan desa, PKK desa dan kader KB desa. Sejumlah TPK telah mendapat pelatihan aplikasi elsimil untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat, mulai dari remaja calon pengantin, ibu hamil, pasca melahirkan hingga bayi berusia dua tahun.
Terhadap permasalahan nikah usia anak, Zainin mengajak pemerintah daerah kabupaten dan kota menggandeng Kementerian Agama di level kabupaten hingga kecamatan untuk mencegh nikah dini tersebut melalui pendampingan calon pengantin dan bimbingan perkawinan oleh penyuluh agama. Selain itu juga dengan memanfaatkan aplikasi siap nikah dan siap hamil (Elsimil). (irs)