Gubernur Rohidin Ajak Masyarakat Bengkulu Lestarikan Bahasa Daerah

oleh -128 Dilihat
Bimtek lestarikan bahasa daerah dilaksanakan Kantor Bahasa Bengkulu (Foto/Pemprov Bengkulu)
Bimtek lestarikan bahasa daerah dilaksanakan Kantor Bahasa Bengkulu (Foto/Pemprov Bengkulu)

Bengkulu-Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu menggelar bimbingan teknis (Bimtek) guru master dalam rangka revitalisasi bahasa daerah tahun 2024, diikuti sebbanyak 260 peserta berasal dari berbagai kalangan di 10 kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu.

Bimtek ini merupakan bagian dari upaya badan pengembangan dan pembinaan bahasa Kemendikbudristek untuk mewujudkan revitalisasi bahasa daerah berkelanjutan. Berdasarkan data Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, saat ini terdapat 718 bahasa daerah di Indonesia, namun beberapa di antaranya menghadapi ancaman punah dan kondisi kritis.

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan, revitalisasi bahasa daerah menjadi fokus utama dalam kegiatan Bimtek ini dan sejalan dengan kebijakan pelestarian bahasa daerah yang ditegaskan oleh Kemendikbudristek. Salah satu penyebab bahasa daerah mengalami penurunan adalah kurangnya penutur asli yang mewariskan bahasa tersebut ke generasi berikutnya.

“Program ini memang sudah berjalan sejak tiga tahun terakhir dan alhamdulillah mendapatkan respon postif dari masyarakat. Animo masyarakat untuk melestarikan bahasa daerah ini sangat besar, apalagi bahasa daerah ini dituangkan dalam sebuah karya,” kata Rohdin, di Bengkulu, Selasa (14/5/2024).

Meski demikian, katanya ada bebarapa masyarakat itu malu untuk memperkenalkan bahasa daerahnya sendiri dan dianggap kuno, akibatnya banyak bahasa daerah yang sudah mulai hilang.

Untuk itu, ia menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dan masyarakat. “Meskipun Badan Bahasa berperan sebagai pemacu, tapi tanggung jawab utama dalam pelestariannya adalah masyarakat itu sendiri dan pemangku kepentingan lainnya,” tambahnya.

Kepala kantor Bahasa Provinsi Bengkulu, Dwi Laily Sukmawati mengatakan, Bimtek ini lebih kepada pembelajaran secara teknis, karena sebelumnya sudah ada penyusunan modul pembelajaran dan harapannya dari 260 peserta dari sembilan kabupaten dan kota ini dapat menjadi pioner.

“Mereka ini nanti yang akan manjadi pioner yang mewakili di setiap kabupaten dan kota asalnya. Mereka juga terbagi dari berbagai unsur, ada dari dinas, pengawas sekolah dan para peserta lainnya dalam penggiat bahasa daerah,” demikian Laily.(min)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.