Bengkulu- Pembangunan pengendali banjir Kota Bengkulu mulai dilaksanakan pihak Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VII Bengkulu, menyusul dilakukan peletakan batu pertama pembangunan proyek bernilai puluhan miliar ini oleh Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi.
Acara peletakan batu pertama pembangunan pengendali banjir Kota Bengkulu dihadiri Kepala BWSS VII Bengkulu, Medya Ramdan dan instansi terkait lainnya, Selasa (30/4/2025).
Kepala BWSS VII Kementerian PUPR Bengkulu, Medya Ramdan mengatakan, proyek ini menjadi bagian penting dari upaya berkelanjutan BWSS VII untuk menanggulangi masalah banjir yang terjadi rutin di Kota Bengkulu, khususnya setelah banjir besar yang terjadi pada tahun 2019, 2021, dan 2022.
Ia menyebutkan, berbagai metode telah dilakukan dalam mengatasi banjir di Kota Bengkulu, seperti pembangunan jetty, pemasangan pompa, pembangunan kolam retensi hingga normalisasi sungai. Namun, kali saat ini, fokus utama tertuju pada pembangunan tanggul dan sistem drainase yang langsung menuju pintu air.
“Kami minta dukungan penuh dari Wali Kota Bengkulu dan seluruh elemen masyarakat daerah ini, sehingga proyek ini dapat terlaksana dengan baik dan selesai tepat waktu,” harap Medya.
Sementara itu, Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi menyambut baik atas langkah BWSS VII Bengkulu, dan menyampaikan apresiasi atas peran strategis dari balai dalam membantu pemkot mengatasi banjir di wilayah ini.
Ia menyebut proyek ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diharapkan mampu meminimalisir potensi banjir di masa mendatang.
“Saya selaku Wali Kota sangat berterima kasih kepada Kepala Balai Medya Ramdan dan Tim BWSS VII Kementerian PUPR Bengkulu karena sebagai pahlawan bagi Kota Bengkulu, karena terus bergerak menata wilayah, termasuk Pantai Panjang yang kini lebih rapi,” ujar Dedy.
Ia juga mendorong BWSS VII Bengkulu untuk mengusulkan tambahan anggaran ke pemerintah pusat guna pengembangan kawasan pengendali banjir di Tanjung Agung secara lebih luas.
“Kami berharap kawasan ini bisa menjadi contoh nasional bagaimana pengendalian banjir dilakukan secara komprehensif,” tambahnya.
Dalam kesempata tersebut juga dilakukan sesi tanya jawab dengan berbagai pihak termasuk masyarakat setempat. Ada sejumlah warga menyampaikan persoalan yang mereka alami, seperti pendangkalan sungai akibat sedimen.
Sungai Bengkulu yang semakin kotor, serta hilangnya mata pencaharian akibat kondisi sungai yang tidak lagi produktif. Hal tersebut diakui Kepala BWSS VII Bengkulu, Medya Ramdan.
Medya mengatakan, untuk melakukan rehabilitasi menyeluruh pada Sungai Air Bengkulu dibutuhkan dana yang tidak sedikit, bahkan mencapai triliunan rupiah.
Meski tantangan besar masih ada, sinergi antara BWSS VII dan Pemkot Bengkulu menjadi harapan baru bagi warga Tanjung Agung dan sekitarnya agar terbebas dari momok banjir yang selama ini menghantui masyarakat.
Seperti diketahui sejumlah wilayah di Kota Bengkulu menjadi langganan banjir setiap datangm musim hujan, seperti Kelurahan Tanjung Agung, Tanjung Jaya, Sukamerindu, Rawa Makmur dan sejumlah daerah lainnya.
Beberapa kelurahan ini berada di sepanjang bantara Sungai Air Bengkulu, sehingga jika hujan lebat berlangsung lama, maka air Sungai Bengkulu meluap dan menggenangi wilayah tersebut.
Sungai Bengkulu belakangan kondisi air sudah jelek dan keruh meski tidak turun hujan karena diduga sudah cermar limbah. Selain itu, Sungai Bengkulu sudah mengalami sidementasi sehingga terus mendangkal setiap tahun.
Diharapkan dengan adanya proyek pengendalian banjir dan pengerukan Sungai Bengkulu oleh BWSS VII Kementerian PUPR Bengkulu, beberapa kelurahan berada dibantaran Sungai Bengkulu tidak mengalami banjir lagi kedepan.
Editor : Usmin