Bupati Kepahiang Minta Pemerintahan Desa Serius Tangani Stunting

oleh -250 Dilihat

Bengkulu-Bupati Kepahiang, Provinsi Bengkulu, Hidayatullah Syahid meminta kepada pemerintahan desa dan kelurahan di daerahnya untuk serius menangani kasus stunting.

Intervensi stunting oleh pemerintah desa dan kelurahan melalui tindakan atau aksi nyata dengan pemenuhan makanan gizi bagi keluarga berisiko stunting, ibu hamil, bayi dua tahun (baduta) di masing-masing wilayah desa.

“Pelajari aturan penggunaan Dana Desa (DD) untuk kegiatan penanganan stunting di desa berupa belanja barang makanan pemenuhan gizi, ” kata Bupati Hidayatullah saat menerima kunjungan kerja Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS-PK), BKKBN Pusat, Nopian Andusti, di ruang kerjanya, Senin (11/7/2022) lalu.

Roadshow Deputi Bidang KS-PK, BKKBN Pusat, Nopian Andusti, di Provinsi Bengkulu, pekan kedua Juli 2022 ke berbagai daerah di Bengkulu, didampingi Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Rusman Efendi. Tiga kabupaten dikunjungi mantan Sekda Provinsi Bengkulu itu, yakni
Kabupaten Bengkulu Tengah, Kepahiang dan Kabupaten Rejang Lebong.

Tidak hanya pemerintah desa, kata Bupati Hidayatullah, tapi pihaknya sudah menginstruksikan sejumlah dinas instansi teknis untuk bersama-sama dengan mengintegrasikan kebijakan maupun anggaran di setiap satuan kerja untuk bergerak dengan aksi nyata agar penanganan stunting di Kabupaten Kepahiang, betul-betul terarah serta tepat sasaran.

“Setiap dinas atau lembaga harus memiliki konsep kerja, siapa dan mengerjakan apa. Ambil bagian sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing, dan prioritaskan penanganan terhadap keluarga yang berisikio stunting,” ujar mantan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu ini.

Bupati Hidayatullah menambahkan, untuk bekerja tepat sasaran, modal yang paling utama adalah data, siapkan data prevalensi dan keluarga berisiko stunting di Kabupaten Kepahiang. Angka tersebut akan menjadi acuan kerja agar tepat sasaran sehingga berdampak pada penurunan stunting.

“Penanganan stunting ditingkat desa, ayo, alokasikan anggaran dari dana desa untuk pemenuhan gizi bagi keluarga berisiko stunting, gandeng tim pendamping keluarga (TPK) ” ujarnya mengulang dengan serius.

Kabupaten Kepahiang dengan jumlah desa lokasi fokus stunting sebanyak 15 desa dengan prioritaskan keluarga berisiko stunting, baduta, ibu hamil, menyusui, remaja yang berada dalam rumah berstatus tidak layak huni.

Dengan adanya kolaborasi lintas sektor, angka stunting di Kepahiang dari sebesar 22,9 persen dapat ditekan hingga pada angka 13,1 persen pada 2024.

Sementara itu, Deputi KS-PK, BKKBN Pusat, Nopian Andusti kepada pewarta di Kepahiang mengatakan, bahwa target penurunan stunting di Provinsi Bengkulu pada tahun 2024 adalah 12,55 persen dari angka 22,1 persen. Jika kita hitung maka 3-4 persen angka yang harus dicapai setiap tahunnya.

Target Pertahun

Target pertahun yang harus dicapai setiap kabupaten yang paling tinggi adalah kabupaten Rejang lebong, dan yang paling kecil adalah kabupaten Kaur. Hal ini mengacu pada data awal (data SSGI tahun 2021). Target untuk kabupaten kepahiang adalah 13,01 persen pada tahun 2024 nantinya.

Untuk mencapai target tersebut, kata Andusti berbagai upaya perlu dilakukan serta perlu dilakukan secara konvergensi. Dalam Perban 12 tahun 2021 disebutkan dua pendekatan dalam percepatan penurunan stunting yaitu pencegahan dan penanganan.

Pencegahan dilakukan dengan pendekatan keluarga yaitu pencegahan stunting dari hulu. Mulai dari calon pengantin, pendampingan masa hamil serta pendampingan pasca persalinan yang dilakukan oleh tim pendamping keluarga (TPK) yang terdiri dari TP-PKK, bidan dan kader KB.

Sementara penanganan dilakukan terhadap anak dengan kasus stunting yaitu dengan memperbaiki status gizi nya dengan cara pemberian paket makanan tambahan (PMT).

Karena pola kerja penurunan stunting adalah bergotong royong, maka BKKBN mengajak mari menjadi “bapak asuh anak stunting.” Saya yakin jika seluruh pejabat di kabupaten ini, dalam enam bulan atau beberapa bulan menjadi bapak asuh anak stunting, maka saya yakin status gizi anak tersebut akan membaik,” demikian Nopian.(rs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.