Anggota DPR-RI, Elva Hartati : Perubahan Perilaku Masyarakat Kunci Utama Turunkan Stunting

oleh -1571 Dilihat
wilayah kampung keluarga berkualitas (KB) di Kelurahan Sumur Desa, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu
wilayah kampung keluarga berkualitas (KB) di Kelurahan Sumur Desa, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu

Bengkulu- Anggota Komisi IX DPR-RI dapil Bengkulu, Elva Hartati mengatakan, ada sejumlah langkah dilakukan pemerintah untuk mempercepat penurunan kasus stanting, di antaranya memeriksakan kesehatan calon pengantin, mengkonsumsi makanan nutrisi tinggi, pemberian air susu eksklusif (ASI) dan imunisasi.

Selain itu, ketersedian sanitasi dana air bersih dan tidak kalah pentingnya edukasi bagi masyarakat. Semua ini dirangkum dalam komitmen untuk merubah perilaku keluarga dan masyarakat.

“Perubahan perilaku pada masyarakat merupakan kunci sukses dalam menurunkan angka kasus stunting. Untuk merubah perilaku itu, perlu adanya intervensi komunikasi perubahan perilaku di masyarakat,” kata Anggota Komisi IX DPR-RI, Elva Hartati saat berkampanye percepatan penurunan stunting di wilayah kampung keluarga berkualitas (KB) di Kelurahan Sumur Desa, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu, Jumat, (16/9/2022).

Hadir dalam kampanye percepatan penurunan stunting di Kelurahan Sumur Dewa, antara lain Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bengkulu, Arif Gunadi, Kepala Bappeda Kota Bengkulu, OPD KB Kota Bengkulu, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bengkulu, Rusman Efendi dan sejumlah pejabat dilingkup BKKBN setempat.

Politisi PDIP ini mengatakan, intervensi perubahan perilaku adalah kegiatan strategis untuk membantu mengurangi perilaku berisiko dan rentan terhadap stunting. Perubahan perilaku masyarakat menjadi kunci keberhasilan pencegahan stunting.

Perubahan itu, kata Ketua DPD PDIP Provinsi Bengkulu ini, mulai menggeser kebiasaan hidup dengan lingkungan sehat, makan bergizi seimbang, sebab masalah stunting masalah intergenerasi. Karena, kualitas kehidupan sekarang ditentukan oleh kehidupan sebelumnya.

“Remaja yang mengalami gizi kurang dimasa kecilnya atau berperilaku makan yang kurang bergizi, jika hal ini terus berlanjut hingga menikah dan kemudian hamil, maka mereka akan sangat berisiko melahirkan bayi stunting.

Kontribusi Prilaku

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu, Rusman Effendi menegaskan, kontribusi perilaku mencapai 30 persen dari keseluruhan faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus stunting di Indonesia.

“Lingkungan yang buruk menyumbang 40 persen, faktor layanan kesehatan 20 persen dan faktor genetik hanya menyumbang 10 persen. Artinya, perubahan perilaku mutlak harus dilakukan jika ingin mereduksi angka stunting,” ujarnya.

Ia menyakini melalui intervensi komunikasi perubahan perilaku dapat memberikan kontribusi dalam menurunkan stunting di Bengkulu, dengan target sebesar 12,55 persen pada 2024 mendatang.

Melalui Strategi komunikasi, katanya diharapkan sasaran intervensi mempraktekan perilaku hidup sehat, seperti cuci tangan pakai sabun (CTPS), tidak buang air besar (BAB) sembarangan, pola hidup bersih dan sehat, minum tablet tambah darah (TTD) pada ibu hamil, pemantauan tumbuh kembang anak melalui Posyandu, dan lain sebagainya, demikian Rusman.(rs/min)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.