Bengkulu- Untuk menyukseskan dan mempercepat progam Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) di Provinsi Bengkulu, pihak Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu memperkuat tenaga penyuluh KB lapangan.
Untuk itu, digelar pertemuan bersama tenaga lini lapangan atau penyuluh KB untuk menggali informasi dari bawah agar dapat menyatukan sudut pandang dalam melaksakan tugas sebagai penyuluh. Tugas Penyuluh KB Pengelolaan Program Bangga Kencana yang meliputi penyuluhan, pelayanan, penggerakan dan pengembangan di bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana.
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, serta membentuk keluarga yang berkualitas.
Melalui pertemuan tersebut, diharapkan dapat mensinergikan kebijakan lintas sektor baik vertikal maupun otonomi daerah. Untuk mencapai hal itu, maka diperlukan peran PKB sebagai personel BKKBN di lapangan.
Penguatan personel penyuluh KB itu dengan menghadirkan PKB Ahli Utama BKKBN RI Ir. Siti Fathonah, M.P.H dengan menggelar pembinaan terhadap tenaga garda terdepan program KB di dua daerah, Kabupaten Bengkulu Utara dan Rejang Lebong pada, 13 dan 14 Juni 2023, kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah,SH, M.P.H kepada pewarta di Bengkulu, Rabu, 14/6.
PKB di Bengkulu mencapai 240 orang, untuk PKB di Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak 48 orang yang bertugas melayani 220 desa /kelurahan dan sebanyak 30 PKB di wilayah kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu dengan 156 Desa di 15 kecamatan.
Masih Iqbal, saat ini peran PKB tidak hanya pada program Bangga Kencana akan tetapi melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting, penyuluh KB mengemban tugas memberikan pendampingan kepada keluarga untuk hidup terhindar dari risiko stunting.
Siti Fathonah mengajak personel PKB untuk aktif melibatkan peran tim pendamping keluarga (TPK) dalam memerang stunting di wilayahnya. “Gandeng TPK dan harus menguasai data keluarga berisiko stunting untuk diintervensi tepat sasaran”.
Dan tetap pada tugas pokok penyuluh mengedukasi masyarakat tentang program KB. Program KB menentukan kualitas keluarga, karena program ini dapat menyelamatkan kehidupan perempuan serta meningkatkan status kesehatan ibu terutama dalam mencegah kehamilan tak diinginkan, menjarangkan jarak kelahiran mengurangi risiko kematian bayi.
“Tugas TPK adalah melaksanakan pendampingan kepada sasaran prioritas meliputi penyuluhan, fasilitasi, pelayanan rujukan serta fasilitasi penerimaan program bantuan sosial dan pengamatan berkelanjutan untuk mendeteksi dini faktor risiko Stunting,” ujarnya.(irs)
