Bengkulu-Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu dan Pemkab Seluma, mengandeng annggota Komisi IX DPR-RI dapil Bengkulu mendatangi Desa Karang Anyar, Kecamatan Semidang Alas Maras untuk melakukan sosialisasi percepatan penurunan stunting.
Desa Karang Anyara merupakan salah satu desa tua di Provinsi Bengkulu, sehingga desa ini menjadi prioritas program sosialisasi percepatan penurunan stunting di wilayah Seluma, khususnya Bengkulu.
Kampanye pencegahan stunting kali ini mengangkat tema “Merdekakan Anak Indonesia dari Stunting, upaya menyongsong Indonesia Emas 2045. Kampanye stunting tersebut, melibatkan sekitar 350 peserta dari berbagai desa di Kecamatan Semidang Alas Maras (SAM).
Acara ini dihadiri anggota Komisi IX DPR-RI dapil Bengkulu, Elva Hartati, Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Nesianto, Ketua Pokja 8, Zainin serta Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Seluma, Suardi.
Stunting adalah kekurangan gizi pada balita yang berlangsung lama pada masa 1000 hari pertama kehidupan sejak kehamilan hingga bayi berusia dua tahun, dan berdampak pada terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.
“Mari kita jaga masa depan anak Indonesia dengan memastikan anak tumbuh dan berkembang dengan baik,” kata Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Nesianto, dalam sambutannya pada kampnye percepatan penurunan stunting bersama mitra kerja di Desa Karang Anyar, Kecamatan Semidang Alas Maras, Kabupaten Seluma, Jumat, (25/8/2023.
Untuk memastikan anak tumbuh kembang dengan baik, perlu adanya perubahan perilaku orang tua dalam pengasuhan.
Melengkapi gizi anak dengan memberikan air susu ibu (ASI), makanan pendamping (MP) ASI serta imunisasi, selain itu perlu juga menjaga kesehatan lingkungan mulai dari tersedianya air bersih, jamban sehat dan biasakan mencuci tangan menggunakan sabun.
Nesianto berharap melalui kampanye pencegahan stunting dapat menekan angka tubuh kerdil akibat kekurangan gizi kronis. “Saat ini prevalensi stunting di Kabupaten Seluma masih sebesar 22,1 persen. Angka tersebut menunjukkan kinerja pemerintah daerah terhadap penurunan stunting cukup baik.
Yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 24,7 persen (SSGI 2021). Pencegahan stunting merupakan upaya mewujudkan keluarga berkualitas menuju Indonesia Emas 2045. Strategi BKKBN dalam menurunkan stunting dengan memperkuat TPPS, membentuk TPK melalui regulasi yang ada.(irs)