Bengkulu-Untuk mempersiapkan generasi emas 2024, kampanye pencegahan stunting di Tanah Air terus digencarkan pemerintah, termasuk di Provinsi Bengkulu. Generasi Emas adalah generasi masa depan bangsa sebagai sumber daya manusia (SDM) yang perlu mendapat perhatian serius baik dari aspek kesehatan maupun pendidikan.
Kelompok usia ini memiliki peran sangat strategis dalam menyuksekan pembangunan nasional. Salah satu hambatan mewujudkan generasi tersebut adalah permasalahan stunting. Di tanah air masalah stunting masih menjadi hal serius. Karena, angka tubuh kerdil pada bayi dua tahun masih sebesar 21,6 persen (SSGI) 2022.
Di Provinsi Bengkulu kasus tersebut masih sebesar 19,8 persen. Untuk menekan prevalensi stunting atau tubuh kerdil pada baduta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) terus mengkampanyekan pencegahan stunting di sejumlah daerah.
Hal itu menindaklanjuti perintah Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Perceptan penurunan stunting yang dilakukan secara convergensi bersama lintas sektor, kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah saat mengikuti kampanye pencegahan stunting di Desa Lawang Agung salah satu kampung keluarga berkualitas (KB) di Kecamatan Kedurang, Kabupaten Bengkulu Selatan, Minggu, (3/9/2023)
Hadir di tengah 350 orang peserta sosialisasi penurunan stunting di Kampung KB itu selain Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M. Iqbal Apriansyah, juga hadir Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bengkulu Selatan Feri Kusnadi dan unsur pemerintahan Desa Lawang Agung.
Kian menarik dari kampanye pencegahan stunting, pada materi ini terungkap stunting ternyata dapat dicegah agar anak tumbuhnya tidak kerdil. Kepala BKKBN Iqbal menyebutkan bahwa potensi stunting dapat dicegah melalui pola asuh yang baik dan sehat. “Cegah stunting melalui pengasuhan yang sehat sejak janin dalam kandungan hingga usia dua tahun, itu yang disebut 1000 hari pertama kehidupan (HPK), kata Iqbal.
Bahkan selain pencegahan dapat dilakukan dari aspek pemenuan gizi, juga stunting dapat diintervensi melalui tersedianya lingkungan yang sehat, tersedianya jamban sehat, air minum yang sehat serta tumbuhnya perubahan perilaku masyarakat. Melalui kampanye pencegahan stunting sebagai aksi intervensi sensitif diharapkan mampu menekan angka stunting di Bengkulu yang berdasarkan target sebesar 12,55 persen pada 2024 mendatang, harap Iqbal.
Sementara itu Angota Komisi IX DPR RI Elva Hartati didepan ratusan peserta kampanye itu mengajak masyarakat untuk mengambil peran dalam pencegahan stunting. Peran yang dapat dilakukan masyarakat yaitu pemeliharaan kesehatan lingkungan dan penyiapan pendidikan anak. Itu merupakan upaya untuk menghindari pernikahan usia anak, kata Elva.
“Kita orang tua harus mengedepankan pendidikan anak-anak agar tidak terjebak dalam pernikahan usia anak. Dan tidak kalah penting perlunya pengetahuan tentang program KB yang dapat menatur jarak kehamilan dan kelahiran bayi. Hindari pernikahan dini, dan hindri melahirkan pada usia muda, hindari sering melahirkan, banyak melahirkan dan hindari agar tidak melahirkan pada usia tua”.
Kecamatan Kedurang terdapat 19 desa, salah satunya Desa Lawang Agung dengan jumlah penduduk sebanyak 1.075 jiwa menjadi titik sasaran kampanye pencegahan stunting. Untuk mempercepat penurunan stunting perlu memerdayakan tim pendamping keluarga yang ada di tingkat desa. Di Bengkulu terdapat sebanyak 1.867 Tim dengan anggota mencapai 5.601 orang yang terdiri dari unsur bidan, PKK desa dan kader KB desa. (irs)