Cegah Generasi Stunting, BKKBN Bengkulu Gaet Remaja dan PUS Muda

oleh -171 Dilihat
Ratusan pasangan usia subur (PUS) dan Remaja di Kabupaten Kaur menghadiri acara sosialisasi pencegahan stunting dalam rangka mempersipkan SDM menuju Indonesia Emas 2024 mendatang.(Foto HB/Idris)
Ratusan pasangan usia subur (PUS) dan Remaja di Kabupaten Kaur menghadiri acara sosialisasi pencegahan stunting dalam rangka mempersipkan SDM menuju Indonesia Emas 2024 mendatang.(Foto HB/Idris)

Bengkulu- Untuk mencapai Indonesia Emas 2045, bertepatan dengan usia 100 tahun ibu pertiwi, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggaet ratusan remaja dan kelompok pasangan usia subur (PUS) muda guna mensosialisasikan program pembangunan keluarga kependudukan, keluarga berencana (Bangga Kencana) dan percepatan penurunan stunting (PPS).

Terkait hal itu, pada akhir Januari 2024, BKKBN Bengkulu telah menyasar kampung KB Desa Tambun Bungin III, Kecamatan Padang Guci Hulu dan kampung KB Desa Parda Suka, Kecamatan Maje, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.

Fokus terhadap kelompok usia muda tersebut, sebagai upaya mengantisipasi lahirnya generasi stunting baru,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, M. Iqbal Apriansyah kepada pewarta di Kaur, Sabtu (27/1/2024).

Menyiapkan remaja catin dengan lingkar lengan 23,5 centimeter dan dukungan lainnya dalam mendorong generasi yang sehat serta status gizi ditentukan dengan pengukuran Indek Massa Tubuh (IMT),” ujar Iqbal.

Sosialisasi di desa terpencil kali ini selain melibatkan anggota DPR-RI juga melibatkan pemerintah kabupaten, desa serta tokoh agama bersama ratusan kelompok berisiko stunting di Kaur. Di kabupaten Kaur terdata keluarga berisiko stunting (KRS) mencapai 6.907 keluarga.

Menjawab pertanyaan, Iqbal mengatakan, melalui intervensi sensitif yang berperan meningkatkan kualitas keluarga, sehingga kasus stunting dapat ditekan sesuai harapan. Dengan demikian, tidak mengganggu kualitas SDM, dan BKKBN telah membentuk karakter sejak dini.

Hal senada diungkapkan anggota DPR-RI Dapil Bengkulu, Elva Hartati. Ia mengajak masyarakat untuk tidak menikah di usia muda. Alasannya, remaja pada masa tersebut masih rentan berpotensi melahirkan bayi stunting. Rahim remaja belum normal, sehingga disebut belum siap hamil dan melahirkan.

selain itu, Elva meminta untuk memperkuat BUMDes dalam memproduksi makanan bergizi dari pangan lokal serta melalui program dapur sehat atasi stunting (Dashat), pinta Elva di depan para kepala desa.

Kepala Desa Bungin Tambun III, Gusmadi serta Kades Parda Suka Maje, Novan Apriansyah Putra menyambut baik dilaksanakannya sosialisasi stunting ini. “Ini sebuah wujud dukungan terhadap program bangga kencana dan percepatan penurunan stunting,” kata Kades Parda Suka, Maje.(irs)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.