Bengkulu- Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bengkulu, saat ini masih mengalami kekurangan darah sekitar 400 kantong dari kebutuhan sebanyak 1.200 kantong per bulan.
“Saat ini, PMI Kota Bengkulu setiap bulan rata-rata masih kekurangan darah sebanyak 400 kantong dari kebutuhan sebanyak 1.200 kantong, akibatnya stok darah yang ada di markas PMI Kota Bengkulu sering terbatas,” kata Ketua PMI Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi pada acara Coffe Morning PMI Kota Bengkulu bersama insan pers Kota Bengkulu “Mewujudkan Kerja Sama yang Baik dalam Mendukung Misi Kemanusian”, di Bengkulu, Jumat (16/8/2024).
Ia mengatakan, PMI Kota Bengkulu, saat ini hanya mampu meanngumpulkan darah dari hasil donor masyarakat sebanyak 800-1.000 kantong darah per bulan. Sementara kebutuhan darah yang harus dipenuhi mencapai 1.200 kantong dalam kurun waktu yang sama.
Dengan demikian, PMI Kota Bengkulu untuk mengatasi kebutuhan darah masyarakat setiap bulan masih kekurang sekitar 400 kantong. Dari kebutuhan darah sekitar 1.200 kantung per bulan itu, sekitar 150 kantong wajib dipenuhi untuk penderita thalasemia yang ada di Kota Bengkulu.
“Mereka ini wajib mendapatkan suplai darah segar dari PMI Kota Bengkulu untuk tranpusi darah secara rutin setiap bulan. Penderita thalasemia ini membutuhan suplai darah 3-4 kantong dari PMI Kota Bengkulu setiap tiga minggu untuk mempertahankan kesehatannya,” ujar calon Wali Kota Bengkulu terkuat ini.
Karena itu, PMI Kota Bengkulu telah melakukan berbagai upaya agar stok darah tersedia setiap saat, terutama untuk mengatasi kebutuhan para penderita thalasemia ratusan orang tersebut.
“Jadi, kita upayakan stok darah di PMI Kota Bengkulu tersedia dengan baik, sehinga jika mereka membutuhkan darah segar dapat kita suplai setiap saat,” ujarnya.
Menyikapi masalah stok darah di PMI Kota Bengkulu, pihaknya bersama ppengurus terus menggencarkan kampanye donor darah, baik melalui kegiatan-kegiatan rutin maupun kerja sama dengan berbagai pihak. Namun, jumlah donor yang tersedia masih belum mencukupi kebutuhan yang semakin meningkat.
Selain masalah kekurangan stok darah, PMI Kota Bengkulu juga dihadapkan pada kendala anggaran. Pasalnya, hampir semua rumah sakit di Kota Bengkulu memiliki tunggakan pembayaran kepada PMI setempat.
Jumlah tunggakan rumah sakit ke pihak PMI Kota Bengkulu cukup besar antara Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar. Sampai sekarang tunggakan terse but belum diselesaikan pihak rumah sakit. Namum, dia tidak menjelaskan rumah sakit mana saja yang memiliki tunggakan ke PMI Kota Bengkulu.
“Yang jelas, tunggakan rumah sakit di PMI Kota Bengkulu, jika ditotalkan mencapai Rp 2 miliar. Hal ini menyebabkan keigatan PMI tidak dapat berjalan optimal sesuai yang diharapkanm, terutama dalam pemenuhan kebutuhan darah di Kota Bengkulu,” ujarnya.
Dedy berharap rumah sakit dapat segera melunasi kewajibannya agar PMI dapat terus memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat Kota Bengkulu.
Ia mengajak masyarakat untuk lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan donor darah. Kesadaran dan kepedulian masyarakat sangat diperlukan untuk mengatasi krisis darah ini. Dengan meningkatnya partisipasi masyarakat mendonorkan darahnya, maka kekurangan stok darah bisa teratasi, sehingga tidak ada lagi pasien yang kesulitan mendapatkan darah yang mereka butuhkan.
“Darah adalah nyawa. Dengan berdonor, kita bisa menyelamatkan banyak nyawa. Mari bersama-sama kita wujudkan Bengkulu yang lebih sehat dan peduli,” demikian Dedy Wahyudi.
Reporter : Usmin
Editor : M Rareza Rebi Aldo