Penyuluh KB Harus Miliki Pengetahuan tentang Bahaya Stunting

oleh -77 Dilihat
Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu, Zamhari membuka pelatihan peningkatkan SDM petugas KB dalam rangka menurunkan kasus stunting di provinsi ini.(Foto Harapanbaru.news/Idris)
Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu, Zamhari membuka pelatihan peningkatkan SDM petugas KB dalam rangka menurunkan kasus stunting di provinsi ini.(Foto Harapanbaru.news/Idris)

Bengkulu-Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) harus memiliki pengetahuan tentang bahaya stunting karena mereka bertugas memberikan informasi dan konseling kepada masyarakat tentang program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana) serta percepatan penurunan Stunting (PPS) dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Hal tersebut diungkapkan Kepala BKKBN Bengkulu, Zamhari saat membuka pelatihan teknis program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting bagi petugas KB, di Bengkulu, Rabu (14/8/2024).

Dijelaskan, stunting adalah gagal tumbuh dan kembang pada anak yang disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya kesehatan yang tidak ideal serta lingkungan tidak sehat yaitu karena perilaku hidup tidak sehat, lingkungan yang tidak sehat serta kekurangan gizi.

Stunting merupakan ancaman utama bagi kualitas SDM dan daya saing bangsa. Persoalan tersebut dapat diatasi melalui perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat.

Bahaya stunting bukan hanya mengganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggunya perkembangan otak yang tentunya akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah serta produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.

Menjawab perihal tersebut, maka penting bagi tenaga penyuluh KB mendapat pengetahuan secara utuh tentang stunting, baik itu faktor-faktor penyebab, kelompok berisiko maupun kiat-kiat pencegahannya, sehingga petugas KB dapat memberikan pendampingan kepada keluarga berisiko di masing-masing wilayah binaan.

“PKB/PLKB harus memiliki ilmu pendekatan yang tidak ubahnya sales/penjual. Karena PKB/PLKB menjual ilmu atau program nasional melalui konseling keluarga. Supaya program dapat diterima masyarakat, maka penyuluh KB juga harus berpenampilan baik, menarik serta menguasai ilmu komunikasi efektif,” ujar Zamhari.

Selain itu, PLKB harus memiliki jiwa kompetitif serta bersedia menerima perbedaan. Dengan demikian, akan tumbuh PLKB dengan jiwa yang mampu bersaing sehat dan diterima lingkungan kerja.

Panitia pelatihan Novrina Rizky Idnal menyebutkan, untuk menumbuhkan kemampuan dan keterampilan PLKB, maka Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu menghadirkan PLKB/PKB dalam pelatihan teknis program Bangga Kencana dalam rangka percepatan penurunan stunting selama empat hari di Bumi Rafflesia.

Pelatihan teknis itu menghadirkan 50 PKB dari sejumlah daerah kabupaten dan kota di Bengkulu. Tujuan pelatihan itu untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan PKB dalam rangka percepatan penurunan stunting.

Melalui berbagai keterampilannya yaitu mempraktikkan mekanisme alur pendampingan tim pendamping keluarga,mempraktikkan pemutakhiran, verifikasi dan validasi keluarga beresiko stunting. Tidak kalah penting dengan pelatihan tersebut, kata Zamhari PKB mampu mempraktikkan antropometri sederhana untuk balita, dan memiliki ketrampilan menggunakan aplikasi Elsimil, demikian Novrina.

 

Reporter    :    Eka Agustin

Editor         :   M Rareza Rebi Aldo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.