Bengkulu- Penanganan kasus stunting di Bengkulu, harus dilakukan secara multi pihak melalui berbagai aksi nyata dilapangan. Hal ini sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting di Tanah Air, termasuk di Bengkulu.
Sementara langkah konkret dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam upaya penurunan kasus stunting di Tanah air dengan cara mengintervensi keluarga akseptor.
Intervensi dari sektor hulu itu, pihak BKKBN memberikan bantuan pengembangan usaha bagi kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) dengan menyalurkan alat teknologi tepat guna (ATTG). Disalurkannya ATTG itu untuk mendorong produktifitas akseptor KB dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga melalui pelaku ekonomi keluarga.
Dikatakan, tumbuhnya ekonomi keluarga, akan berkontribusi pada peningkatan ekonomi masyarakat, dan merupakan langkah konkret dalam intervensi stunting dari sektor hulu, kata Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS-PK) BKKBN Pusat, Nopian Andusti, saat menyaksikan penyerahan ATTG bagi kelompok UPPKA di Kabupaten Bengkulu Selatan, Kamis,(28/7/2022) lalu.
Mantan Sekda Provinsi Bengkulu ini meminta kepada kelompok usaha mikro dari keluarga akseptor untuk terus berinovasi dalam mengembangka usaha. “Kembangkanlah usaha secara mandiri sehingga tidak bergantung dengan bantuan modal dari pihak lain, tapi harus berinovasi, berkreasi agar jalan usaha menjadi langgeng.
Dalam pengembangan usaha kelompok UPPKA, pinta Nopian jajarannya terus menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah, khususnya Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Bantuan UPPKA
Sementara itu, Koordinator Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS-PK) Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Edi Sofyan menyebutkan, kelompok UPPKA di Bengkulu Selatan yang menerima ATTG sebanyak empat kelompok, yakni UPPKA Kota Manna, Pasar Manna, UPPKA Ketaping dan UPPKA Sulau.
“Tahun ini, BKKBN salurkan ATTG kepada 30 kelompok UPPKA tersebar disejumlah daerah kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu. Kita berharap bantuan ini dapat dikelolah dengan baik sehingga mampu meningkatkan ekonomi mereka,” ujarnya.
Edi menambahkan, fasilitas pemberdayaan ekonomi keluarga akseptor disalurkan pada empat kelompok UPPKA di Bengkulu Selatan tersebut, meliputi mesin rajang, penggilingan kopi, penggilingan mie, kompor gas dan kuali. Bantuan ini diberikan sesuai dengan jenis usaha yang dikembangkan kelompok penerima bantuan.(rs)