Bengkulu-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu telah menjalin kerja sama strategis dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) sejak dua bulan terakhir.
Kerja sama ini berfokus pada pemberian peluang kerja ke luar negeri bagi lulusan SMA/SMK dan perguruan tinggi di Bengkulu melalui jalur resmi yang dikelola pemerintah.
Inisiatif ini tidak hanya membuka akses ke pasar kerja global, tetapi juga menjamin keamanan dan kesejahteraan para pekerja migran. Sebagai langkah nyata dari kerja sama ini, BP2MI secara resmi membuka kantor perwakilan di Bengkulu mulai 1 September 2024.
Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan MoU antara pemerintah kabupaten/kota dengan Pemprov Bengkulu pada 2 September 2024, di Balai Raya Semarak Bengkulu, untuk memperkuat dukungan terhadap peluang kerja luar negeri bagi masyarakat Bengkulu.
Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, menyatakan bahwa kehadiran sekretariat BP2MI di Bengkulu adalah wujud komitmen Pemprov untuk memfasilitasi masyarakat yang ingin bekerja ke luar negeri melalui sistem yang disiapkan oleh pemerintah pusat.
“Jadi, silakan para lulusan SMA/SMK dan perguruan tinggi di Bengkulu memanfaatkan peluang ini. Kerja sama dengan BP2MI ini juga mencakup persiapan terkait persyaratan yang harus dipenuhi untuk bekerja ke luar negeri, seperti kemampuan bahasa,” jelas Gubernur Rohidin.
Sementara itu, Sekretaris Utama BP2MI, Rinardi, menjelaskan bahwa BP2MI telah menyiapkan Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) untuk memberikan informasi terkait peluang kerja di luar negeri.
“Alhamdulillah, Pak Gubernur Bengkulu memfasilitasi LTSA sebagai langkah awal kantor BP2MI di Bengkulu,” katanya.
Rinardi juga berharap fasilitas LTSA ini dapat meningkatkan minat masyarakat Bengkulu untuk bekerja di luar negeri. Di beberapa negara, seperti Jerman, pekerja migran yang memenuhi kompetensi yang dibutuhkan bisa memperoleh penghasilan tinggi serta kesempatan pendidikan gratis.
“Misalnya, perawat di Jerman bisa mendapatkan gaji sekitar 60 juta rupiah per bulan. Namun tentu saja, mereka harus menjalani pelatihan bahasa dan memiliki kompetensi yang sesuai,” tambah Rinardi.
Selain Jerman, BP2MI juga memfasilitasi program G to G (Government to Government) ke Korea, Jepang, dan Arab Saudi, khususnya untuk tenaga kesehatan. Ke depan, pemerintah berencana membuka jalur kerja ke luar negeri ke 19 negara lainnya.
Reporter : Eka Agustin
Editor : M Rareza Rebi Aldo