Pemkot Raih Angka Tertinggi Tekan Stunting di Bengkulu

oleh -245 Dilihat
Wakil Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi saat menyampaikan pemaparan penanganan stunting di Kota Bengkulu, saat mengikuti rapat bersama Forkopimda dan pemkab dan pemkot se-Bengkulu, di Balai Raya Semarak Bengkulu.(Foto HB/Idris)
Wakil Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi saat menyampaikan pemaparan penanganan stunting di Kota Bengkulu, saat mengikuti rapat bersama Forkopimda dan pemkab dan pemkot se-Bengkulu, di Balai Raya Semarak Bengkulu.(Foto HB/Idris)

Bengkulu- Dari 10 daerah kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu, terdapat lima daerah yang berhasil menekan prevalensi stunting di Bumi Rafflesia pada 2022. Keberhasilan itu menyumbang penurunan prevalensi stunting di Provinsi Bengkulu pada angka 19,8 persen.

Keberhasilan itu diraih Pemerintah Kota Bengkulu, angka stunting turun secara signifikan dari semula sebesar 22,2 persen menjadi 12,9 persen. Hal ini merupakan prestasi tertinggi dalam menurunkan angka kasus kekurangan gizi kronis pada balita di daerah itu.

Sementata, Kabupaten Seluma turun dari semula 24,7 persen menjadi 22,1 persen pada tahun 2022, Kabupaten Bengkulu Tengah juga berhasil ditekan dari semula 25,5 persen turun menjadi 21,2 persen pada akhir Desember 2022.

Selain itu, keberhasilan menurunkan prevalensi stunting pada 2022 juga diraih Kabupaten Rejang Lebong dari semula 26 persen pada 2021 menjadi 20, 2 persen di akhir Desember lalu. Hal tersebut diungkapkan Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, Rusman Efendi kepada pewarta di ruang kerjanya, Selasa, (31/1/2023).

Ia mengatakan, keberhasilan dalam menurunkan stunting tertinggi di Provinsi Bengkulu, diraih Pemerintah Kota Bengkulu dengan mampu menekan hingga 10 persen lebih. Dimana, dari SSGI tahun sebelumnya prevalensi stunting di daerah itu berada pada posisi angka 22,2 persen dan hasil SSGI 2022 turun menjadi 12,9 persen.

Keberhasilan yang diraih Pemkot Bengkulu itu, katanya atas beberapa inovasi yang digerakkan secara konvergensi dalam aksi intervensi spesifik dan sensitif, sebagai upaya pencegahan faktor penyumbang terjadinya stunting.

Intervensi itu dilakukan dengan menyasar keluarga-keluarga berisiko stunting. Keluarga berisiko stunting, mulai dari kelompok remaja, calon pengantin, ibu hamil dan menyusui. Dengan cara ini, angka stunting di Kota Bengkulu dapat ditekan sebesar 10 persen dari 2021.

Mata Uang

Wakil Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi saat mengikuti rapat bersama Forkopimda dan pemkab dan pemkot se-Bengkulu, di Balai Raya Semarak Bengkulu, Selasa (24/1/2023) malam mengungkapkan, antara kemiskinan dan stunting seperti dua sisi mata uang, jika angka kemiskinan tinggi tentu stunting juga akan ikut tinggi. “Kota Bengkulu, sudah berhasil menurunkan angka kemiskinan dikisaran 15 persen,” ujarnya.

Dijelaskan, ada beberapa langkah sudah dilakukan Pemkot Bengkulu, di antaranya menurunkan beban pengeluaran keluarga, meningkatkan pendapatan dan meminimalisir wilayah kantong kemiskinan. Pemkot menggerakkan seluruh OPD, seperti Dinas Kesehatan dengan layanan kesehatan gratis, penyediaan beasiswa, hingga program penyediaan air bersih untuk warga.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Bengkulu, Dewi Dharma kepada pewarta mengatakan, upaya menekan prevalensi stunting pemkot dilakukan melalui pengembangan beberapa program sebagai strategi menurunkan stunting.

Adapun program itu, di antaranya memberikan vitamin dan tablet tambah darah bagi remaja pelajar/siswi tingkat SMP. Kegiatan ini dilakukan dengan bekerja sama dengan Pemprov Bengkulu untuk menyasar siswi tingkat SMA/SMK di daerah ini.

Selain itu, melakukan sosialisasi pendewasaan usia perkawinan kepada masyarakat sebagai bagian dari program pencegahan potensi stunting di Kota Bengkulu. “Kegiatan ini kami lakukan dengan menggandeng lembaga pendidikan dan Kantor Kementerian Agama Kota Bengkulu, sehingga hasilnya mampu menurunkan stunting hingga 10 persen,” demikian Dewi Darma.(irs)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.