Pelayanan KB Praktik CTU Capai 90 Akseptor

oleh -318 Dilihat
Pelayanan KB praktik CTU digelar BKKBN Bengkulu guna meningkatkan minat masyarakat untuk menjadi peserta KB aktif di daerah ini pada masa mendatang.(Foto HB/Idris)
Pelayanan KB praktik CTU digelar BKKBN Bengkulu guna meningkatkan minat masyarakat untuk menjadi peserta KB aktif di daerah ini pada masa mendatang.(Foto HB/Idris)

Bengkulu-Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, tahun ini kembali menggelar pelatihan pelayanan kontrasepsi bagi bidan di daerah.

Pelatihan terebut berlangsung secara online pada 24 -31 Agustus 2023 dan ofline sejak 1-8 September 2023. Selain pelatihan tatap muka di kelas, peserta pelatihan sebanyak 20 orang tersebut diwajibkan mengikuti praktik lapangan pelayanan kontrasepsi selama tiga hari sejak 4 hingga 6 September 2023.

Tujuan dari pelatihan tersebut selain untuk meningkatkan keterampilan tenaga medis (bidan) juga dapat meningkatkan kualitas program KB dengan menggunakan metode jangka panjang seperti implan dan Intra Uterine Device.

Pelayanan pada praktik contraceptive technology update (CTU) di salah satu rumah sakit di Kota Bengkulu itu tembus 90 akseptor. Yang menggunakan kontrasepsi IUD sebanyak 22 akseptor dan implant mencapai 68 akseptor.

Kedua jenis tersebut merupakan kontrasepsi jangka panjang yang jauh berkualitas dari jenis KB jangka pendek, kata Ketua Kelompok Kerja (Pokja) 13 Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Drs. Arsyad,M.Si disela pelayanan KB di Bengkulu, Rabu, 6/9.

Dikatakan Arsyad bahwa pelatihan bagi bidan dalam peningkatan kompetensi agar makin meningkatkan kualitas maupun kuantitas program karena peran tenaga kesehatan terhadap kemajuan program KB amat erat dan tidak hanya kemampuan dalam memasang kontrasepsi akan tetapi bidan juga berperan dalam mengedukasi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam mengambil keputusan jenis dan metode kontrasepsi yang digunakan.

Tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam memberikan pelayanan yang berkualitas. Pelatihan program dan pelayanan kontrasepsi yang ditujukan kepada tenaga kesehatan terutama yang memberikan layanan KB merupakan cara strategis untuk meningkatkan kualitas pelayanan KB.

Ditambahkan Arsyad, tidak sedikit manfat ber-KB, selain berguna pada aspek kesehatan ibu dan bayi juga bermanfaat terhadap ekonomi. Indonesia masih memiliki angka kematian ibu dan bayi yang tinggi, diperkirakan sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup (SUPAS 2015) dan angka kematian bayi 24 orang per 1.000 kelahiran hidup (SDKI 2017).

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program strategis untuk membantu penurunan kematian ibu dan bayi. Saat ini pencapaian indikator Program KB belum sepenuhnya menunjukan keberhasilan, berdasarkan hasil SDKI 2017 capaian angka kesertaan KB aktif sebesar 6 persen.

Namun, penggunaan metode KB justru meningkat pada penggunaan KB metode tradisional (dari 4 persen pada SDKI 2012 menjadi 6 persen pada SDKI 2017), sedangkan pada metode KB modern mengalami penurunan (dari 58 persen pada SDKI 2012 menjadi 57% pada SDKI 2017).

Menjawab tantangan program KB dan kesehatan ibu dan bayi maka peran tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan mengatasi persoalan tersebut, demikian Arsyad.(irs)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.