Kementerian LHK Gelar Tanan Serentak Mangrove di Seluruh Tanah Air

oleh -51 Dilihat
Asisten II Pemprov Bengkulu, RA Deny bersama Dinas LHK Bengkulu dan instansi terkati melakukan penanaman Mangrove serentak dalam rangka penghijauan dan mitigasi bencana.(Foto/Pemprov Bengkulu)
Asisten II Pemprov Bengkulu, RA Deny bersama Dinas LHK Bengkulu dan instansi terkati melakukan penanaman Mangrove serentak dalam rangka penghijauan dan mitigasi bencana.(Foto/Pemprov Bengkulu)

Bengkulu-Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia menggelar kegiatan tanam Mangrove serentak di 25 lokasi, salah satunya di Provinsi Bengkulu dalam rangka penghijauan dan mitigasi perubahan iklim.

Asiaten II Pemprov Bengkulu, RA Denny saat hadiri penanaman Mangrove serentak seluruh Indonesia yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI (KLHK) mengatakan, aksi Penanaman Mangrove serentak ini dilaksanakan di 25 lokasi.

Dari 25 lokasi titik penanaman Mangrove itu, satu titik di Jakarta Utara. Sedangkan sisanya sebanyak 24 lokasi tersebut, di seluruh Tanah Air, termasuk di Bengkulu.

Ia mengatakan, kegiatan ini merupakan kolaborasi antara KLHK, Dinas LHK Provinsi Bengkulu, dan beberapa kelompok pemuda penggerak di Bengkulu bersama pemerintah daerah, dan seluruh lapisan masyarakat .

“Aksi penanaman mangrove ini merupakan kolaborasi dan semangat kerja sama semua pihak sebagai upaya konkrit dan strategis dalam mengatasi triple planetary crisis, yaitu perubahan iklim, polusi udara, serta ancaman kehilangan keanekaragaman hayati,” kata RA Denny, di Bengkulu, Kamis (25/04/2024).

Dijelaskan, penanaman mangrove berguna untuk mitigasi perubahan iklim, pemulihan kualitas lingkungan hidup dan percepatan rehabilitasi hutan dan lahan. Kegiatan penanaman mangrove serentak ini sekaligus sebagai upaya meningkatkan wawasan dan dukungan masyarakat atas pelaksanaan program pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan.

“Kita harapkan ini penanaman ini bukan serimonial saja, tapi merupakan sebuah program dalam pemulihan kualitas lingkungan hidup serta percepatan rehabilitasi hutan dan lahan,” ujarnya.

Sebagai contoh, katanya kawasan hutan Pulau Tikus, semula memiliki luas wilayah sekitar 4 hektare, tapi sekarang hutan yang ada hanya 0,4 hektare lagi. Hal ini terjadi akibat kawasan Pulau Tikus terkikis akibat abrasi.

Karena itu, kata mantan Sekda Kabupaten Rejang Lebong ini, kegiatan penghijauan dan RLH yang dilaksanakan sekarang ini, diharap terus dilanjutkan di tempat lain, sehingga kelestarian lingkungan tetap terjaga dengan baik.

Semenatar itu, Staf ahli menteri KLHK Bidang Perindustrian Perdagangan Internasional, Novia Widiya Ninghias mengatakan, kegiatan penanaman mangrove serentak ini menjadi bagian dari komitmen Indonesia kepada dunia terkait penurunan emisi dari sektor kehutanan dan penggunaan lainnya melalui Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.

Hal ini sesuai instruksikan Presiden Jokowi pada akhir tahun lalu untuk memanfaatkan datangnya musim penghujan.

“Penanamam mangrove ini merupakan suatu kegiatan yang penting dari mitigasi perubahan iklim. Hal ini merupakan upaya kita dalam menjaga kelangsungan bumi ini,” ujarnya.

Tadi, katanya sudah diceritakan juga tentang kawasan hutan Pulau Tikus habis karena abrasi pantai, dimana semula luasanya 4 hektare lebih kini tinggal 0,4 hektare lagi. Hal ini menunjukkan bahwa penghijauan itu sangatlah penting, demikian Novia.(min)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.