Bengkulu- Cabai panjang merah, bawang merah dan telur ayam komoditas yang memiliki andil besar dalam mempengaruhi inflasi. Hal ini berdasarkan data BPS pada Rakornas Pengendalian Inflasi Daerah dipimpin Menko Bidang Marves dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Selasa (30/8/2022).
Menurut BPS kenaikan komoditas ini disebabkan oleh distribusi, dimana harga cabai di daerah yang bukan sentra produksi lebih tinggi dibandingkan daerah produksi. Inflasi secara nasional Juli 2022 (yoy) berada pada angka 4,94 persen.
Menko Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengajak semua lapisan masyarakat untuk sama-sama mengendalikan inflasi. Sebagaimana diketahui kelompok volatile foods secara tahunan mengalami inflasi 11,47 persen secara tahunan (year-on-year) pada Juli 2022.
Luhut juga mendorong agar pemerintah daerah menggunakan dana desa dan dana lain yang telah disampaikan Presiden Joko Widodo untuk mengendalikan inflasi pangan di daerah. Dia juga mengajak semua pihak agar kompak mengatasi masalah inflasi pangan ini.
“Kita dalam keadaan seperti sekarang harus kompak, saya ulangi kompak. Kita seperti bahasa tentara dulu perang rakyat semesta, semua kita bersatu padu menghadapi ini. Karena ini bukan hanya masalah kita,” minta Luhut.
Sementara itu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menjelaskan bahwa inflasi di Provinsi Bengkulu, masih dapat dikendalikan, walaupun ada beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga.
Terkait pertumbuhan ekonomi, Bengkulu masuk menjadi Provinsi ke dua tertinggi pertumbuhan ekonominya se-Sumatera untuk semester pertama, dengan urutan pertama Provinsi Lampung.
“Inflasi kita masih di angka terkendali, termasuk di dalam standar rata-rata nasional, namun ada beberapa komoditas terutama cabe, juga telur ayam memang ada peningkatan harga tetapi di dalam 1 – 2 bulan terakhir sudah mulai landai,” jelas Gubernur Rohidin.
Gubernur Rohidin menjelaskan, pemerintah telah melakukan upaya -upaya dalam rangka menekan angka inflasi, seperti melalui pemanfaatan pekarangan dan kegiatan – kegiatan guna memacu produktivitas komoditas seperti telur, cabai dan bawang merah.
“Untuk ayam petelur memang sudah pernah melakukan sebuah pertemuan khusus bagaimana memacu para pelaku usaha ayam petelur di Bengkulu, dimungkinkan membentuk plasma inti, pengembang peternak – peternak kecil, termasuk bagaimana menanam cabe memanfatkan pekarangan,” tandas Rohidin.(mc/min)