Harga Cabai Panjang Keriting dan Rawit di Bengkulu Tembus Rp 100.000 Per Kg

oleh -370 Dilihat
Harga cabai merah keriting di Kota Bengkulu masih bertahan dikisaran Rp 100.000/Kg
Harga cabai merah keriting di Kota Bengkulu masih bertahan dikisaran Rp 100.000/Kg

Bengkulu- harga cabai panjang keriting di sejumlah pasar tradisional di Kota Bengkulu, terus merangkak naik, dan saat ini tembus dikisaran Rp 100.000 per kg. Demikian juga harga cabai rawit tebus Rp 100.000 per kg.

Keterangan yang dihimpun Harapanbaru.news.com di beberapa pasar tradisional di Kota Bengkulu, Senin (4/7) menyebutkan, harga cabai panjang merah keriting dan cabai rawat pada pekan ini kembali menjadi Rp 100.000 per kg dari sebelumnya Rp 85.000-Rp 90.000/kg.

“Harga cabai panjang keriting dan cabai rawit pada pekan ini kembali naik dari Rp 90.000 menjadi Rp 100.000 per kg. Tidak mengerti kenapa harga cabai panjang keriting dan cabai rawit terus bergerak naik. Padahal, permintaan dari konsumen tidak ada lonjakan dari biasanya,” kata Rustam (37), pedagang cabai di Pasar Panorama, Kota Bengkulu.

Dijelaskan, kenaikan harga cabai rawit dan cabai panjang keriting ini bukan disebabkan pedagang pengecer ingin mendapatkan keutungan besar, tapi harga pembelian diĀ  pedagang besar setempat mengalami kenaikan dari sebelumnya.

“Jadi, mau tidak mau pedagang pengecer menaikan harga kepada konsumen atau pembeli. Jika kita tidak menyesuaikan harga jual kepada pembeli akan mengalami rugi. Jadi, mau tidak mau harus menaikan harga jual, dimana saat ini harga cabai panjang keriting dan cabai rawit sudah tembus Rp 100.000 per kg,” ujarnya.

Selain itu, harga cabai jenis lainnya di Bengkulu juga mengalami kenaikan dari semula Rp 60.000 per kg kini menjadi Rp 75.000 per kg. Kenaikan harga cabai ini membuat omset penjualan pedagang menjadi turun dari sebelumnya.

Hal ini terjadi karena konsumen mengurangi membeli cabai. “Jika selama ini satu orang biasanya membeli 1 kg, kini tinggal 0,5 kg saja. Bahkan, ada konsumen hanya membeli 0,25 kg karena harga bahan baku sambal ini mahal sekali,” ujar Dadang (42), pedagang lainnya.

Akibat daya beli masyarakat terhadap cabai sedikit menurun, menyebabkan omset pedagang rata-rata turun sekitar 50 persen dari biasanya. “Jika selama ini dala sehari bisa menjual 100 kg cabai, tapi sejak harganya melonjak hanya bisa menjual maksimal 50 kg saja,” ujarnya.

“Jadi, meroketnya harga cabai saat ini justru membuat pendapatan pedagang menurun dari biaya. Hal ini terjadi karena permintaan cabai dari masyarakat berkurang dari biasanya. Pasalnya, masyarakat disinyalir mengurangi konsumsi cabai, termasuk pemilik rumah makan, restoran dan usaha makanan yang banyak membutuhkan bahan baku cabai,” tandas Asdi (44), pedagang lainnya.

Pasokan Berkurang

Naiknya harga cabai panjang keriting dan cabai rawit di Bengkulu, belakangan ini akibat pasokan bahan baku sambal ini ke pasar-pasar di Kota Bengkulu, berkurang dari biasanya. Hal ini terjadi karena hasil panen petani di beberapa daerah penghasil cabai di Bengkulu menurun dari sebelumnya.

Sedangkan permintaan cabai dari masyarakat Bengkulu, tetap normal seperti biasa. Akibatnya, harga cabai terus merangkak naik, dan kini harganya tembus dikisaran Rp 100.000 per kg. Mahalnya, harga cabai ini sangat dikeluhkan masyarakat, khususnya ibu rumah tangga, pedagang bakso, mie pangsit dan usaha makanan lainnya yang membutuhkan bahan baku cabai lebih banyak dari usaha lain.

Berkurangnya pasokan cabai ke Kota Bengkulu, menurut pedagang besar cabai setempat, akibat hasil panen petani turun, menyusul curah hujan dalam dua pekan ini di willayah Provinsi Bengkulu cukup tinggi, termsuk di daerah sentra produksi cabai.

“Banyak buah cabai yang masih hijau atau mudah rontok dan busuk, sehingga hasil panen petani tidak maksimal. Namun, meski hasil panen tidak maksimal, pendapatan petani cabai Bengkulu, lumayan baik karena harga barang ini pasaran terus melonjak hingga Rp 100.000 per kg,” ujar Asdi.

Asdi memperkirakan harga cabai mahal di Bengkulu, tidak akan berlangsung lama. Alasanya, jika curah hujan kembali normal, maka hasil panen petani akan kembali meningkat dari saat sehingga pasokan cabai ke pasar akan melimpah.

Selain itu, pasokan cabai panjang keriting dan cabai rawit dari Jambi dan Padang ke Bengkulu, akan melimpah. Sementara permintaan cabai dari konsumen tidak ada lonjakan dari sebelumnya. Hal ini akan menyebakan harga cabai anjlok dibawah Rp 25.000 per kg.

Sebenarnya, kata Asdi melonjaknya harga cabai sekarang tidak kaget lagi. Sebab, pengalaman selama ini bila produksi hasil panen petani berkurang, dipastikan harga akan melonjak seperti sekarang ini.

Meski demikian, dia berharap harga cabai di Bengkulu, kembali normal sehingga permintaan cabai dari konsemen akan kembalo normal seperti biasa. Namun, mungkin harga cabai tidak akan turun secara signifikan.

Hal ini terjadi karena harga sarana pertanian, seperti pupuk, racun hama, dan alat pertanian lainya terus melonjak dari sebelumnya, sehingga biaya produksi yang dikeluarkan petani meningkat dari biasanya.

“Sekarang ini, apa yang tidak naik. Semua barang kebutuhan terus merangkak naik, termasuk harga sarana pertanian juga mengalami hal yang sama. Rakyat semakin sulit hidup di negeri ini Mas,” ujar Asdi.(U-1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.