GenRe Desa di Wilayah Perbatasan Bengkulu Strategis Turunkan Stunting

oleh -317 Dilihat
Plt Kepala BKKBN Bengkulu, Iqbal Apriansyah mengukuhkan pengurus dan anggota GenRe Desa Ulak Pandang, Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur, Bengkulu. GenRe ini diharapkan dapat menekan kasus stunting di wilayah perbatasan Bengkulu.(Foto HB/Idris)
Plt Kepala BKKBN Bengkulu, Iqbal Apriansyah mengukuhkan pengurus dan anggota GenRe Desa Ulak Pandang, Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur, Bengkulu. GenRe ini diharapkan dapat menekan kasus stunting di wilayah perbatasan Bengkulu.(Foto HB/Idris)

Kaur-Generasi Berencana (GenRe) desa di wilayah perbatasan Bengkulu, memiliki strategis untuk menurunkan kasus stunting. Alasanya, Genre merupakan wadah untuk mengembangkan karakter bangsa melalui pembekalan pengetahuan remaja untuk menjauhi pernikahan dini, seks pranikah dan Napza sehingga dapat menjadikan remaja tangguh, dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Selain itu, dengan keterampilan komunikasinya, Genre mampu menyandang status public relation. Atas keterampilannya inilah, Pemkab Kaur mengukuhkan remaja pelajar menjadi duta Generasi Berencna (GenRe) desa di wilayah desa perbatasan.

Dijelaskan, dilibatkan kelompok remaja tersebut sebagai perpanjangan tangan pemerintah untuk mengedukasi masyarakat pedesaan dalam berbagai program bangga kencana dan pencegahan stunting. Dengan mengukuhkan GenRe desa perbatasan diharapkan mereka menjadi duta GenRe pencegahan stunting di pedesaan.

“Duta GenRe desa yang baru dikukuhkan sebanyak enam orang untuk tiga desa yaitu Duta GenRe Desa Ulak Pandan, Tebing Rambutan dan Duta GenRe Pasar Baru, desa-desa tersebut berada di wilayah perbatasan Provinsi Lampung dan Bengkulu. Duta GenRe desa sebagai benteng pembangunan kependudukan di pedesaan,” kata Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, M. Iqbal Apriansyah usai melakukan pengukuhan duta Genre Desa di Desa Ulak Pandan, Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur, Selasa,(15/8/20923).

GenRe wilayah pedesaan agar dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan kependudukan. Melalui sosialisasi tentang tiga msalah pokok program GenRe yaitu menghidari seks bebas pra nikah, pernikahan usia anak, penyalahgunaan Napza serta membantu penyebarluasan informasi tentang pencegahan stunting, ujar Iqbal.

Desa yang memiliki GenRe dan duta tersebut agar dapat mengajak kelompok sebaya di desanya untuk menjadi motor penggerak pembangunan kependudukan dengan mengedukasi masyarakat tentang pengetahuan yang didapatinya melalui Forum GenRe dan Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R).

Tujuan dibentuk dan dikembangkannya GenRe untuk menyiapkan kehidupan berkeluarga bagi remaja. Remaja agar menunda pernikahan sebelum menyelesaikan jenjang pendidikan yang tinggi, bekerja/berkarier dan berpenghasilan yang cukup. Dengan terpenuhinya hal-hal tersebut maka akan tumbuh keluarga yang sehat dan sejahtera.

Kepala Dinas P2KBP3A Kabupaten Kaur Diraswan menambahkan, Duta GenRe desa hadir sebagai role model bagi kelompok sebaya dan corong informasi positif di lingkungan, baik terhadap kelompok sebaya maupun masyarakat secara luas tentang pembangunan kependudukan, kata Diraswan.

Ia berharap, hadirnya Genre desa sebagai duta pembangunan kependudukan agar lebih fokus dalam pencegahan nikah usia anak dan penurunan stunting dari sektor hulu yaitu kelompok remaja agar terlepas dari risiko stunting, pinta Diraswan.

Karena, stunting dapat disebabkan akibat terjadinya pernikahan usia anak, usia muda tersebut belum siap untuk hamil dan melahirkan bayi. Jika terjadi kehamilan dikhawatirkan akan berpotensi melairkan bayi gizi buruk dan stunting. Dengan peran GenRe desa akan menekan kasus gizi buruk dan stunting, demikian Diraswan.(irs)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.