Dashat Kampung KB Dapat Dukungan Positif dari Masyarakat Untuk Cegah Stunting

oleh -205 Dilihat
Plt Kepala BKKBN Bengkulu, Iqbal Apriansyah menyaksikan ibu-ibu melaksanakan program Dashat di Desa Ulak Pandan, Kecamatan Nasal, Kaur, dalam rangka mencegah kasus balita gizi buruk dan sekaligus menekan kasus stunting di daerah ini.(Foto HB/Idris)
Plt Kepala BKKBN Bengkulu, Iqbal Apriansyah menyaksikan ibu-ibu melaksanakan program Dashat di Desa Ulak Pandan, Kecamatan Nasal, Kaur, dalam rangka mencegah kasus balita gizi buruk dan sekaligus menekan kasus stunting di daerah ini.(Foto HB/Idris)

Kaur- Pemerintah terus berinovasi untuk mempercepat penurunan kasus stunting di Tanah Air, termasuk di Kabupaten Kaur, Bengkulu. Untuk itu, pemerintah telah melaksanakan salah satu program yang diberi nama Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di kampung Keluarga Berkualitas (KB).

Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu telah rangkul institusi masyarakat pedesaan (IMP) untuk mengikuti Orientasi Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) sebagai upaya pencegahan gizi buruk. Orientasi yang berlangsung di Desa Ulak Pandan, Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur, Bengkulu melibatkan peserta sebanyak 30 orang IMP dari unsur kader PKK desa, Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan ibu hamil serta menyusui.

Kegiatan Dashat di salah satu desa di Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu, dihadiri Plt Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu, M. Iqbal Apriansyah,Ketua Pokja GenRe BKKBN Bengkulu, Edi Sofyan, Kepala Dinas P2KBP3A Kaur, Diraswan, serta unsur pemerintah Kecamatan Nasal dan Desa Ulak Pandan.

Iqbal Apriansyah mengatakan, pengembangan program Dashat di kampung KB merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan empati pemerintah dan masyarakat desa untuk bersama-sama mengambil peran dalam menekan stunting, malalui pemberdayaan kelompok masyarakat di wilayah Kampung KB.

Pemberdayaan kelompok masyarakat tersebut dalam rangka percepatan penurunan stunting melalui orientasi program Dashat di Kampung KB di Kecamatan Nasal, Kaupaaten Kaur, Provinsi Bengkulu sebagai lokasi fokus (lokus) penanganan stunting. Untuk menurunkan atau mewujudkan harapan tersebut dengan menempatkan Kampung KB sebagai rumah kita bersama maka peningkatan kualitas keluarga melalui program dapur sehat dapat dirasakan.

Dashat adalah bagaimana kedepan kita menyiapkan menu sehat untuk keluarga prioritas sasaran. Yaitu Catin, ibu hamil, menyusui dan keluarga baduta, kata Iqbal.

Peningkatan kualitas keluarga terlebih dahulu melalui rumah masing sebagai unit terkecil suatu bangsa. Empat sasaran prioritas itu memerlukan pemenuhan asupan gizi melalui makanan tambahan berbasis pangan lokal, tambahnya.

Bantuan ATTG

Selain melaksanakan orientasi juga dilakukan penyerahan bantuan ATTG. Pemerintah menilai bahwa pencegahan stunting dapat dilakukan melalui berbagai aspek khusunya ekonomi. Terhadap hal tersebut Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu terus memperhatikan kesejahteraan keluarga di daerah. Kali ini dengan memberikan bantuan berupa alat teknologi tepat guna (ATTG) untuk pengembangan usaha kelompok pelaku ekonomi kecil.

Alat tersebut membantu peningkatan ekonomi keluarga akseptor. Dengan tumbuhnya ekonomi keluarga masyarakat diyakini akan mendorong keberhasilan program pembangunan kependudukan terkhusus juga penanganan program stunting di Bengkulu, harap Iqbal.

Sementara itu Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Kaur, Bengkulu Diraswan mengatakan, pemberdayaan kelompok masyarakat di Kampung KB bertujuan peningkatan kualitas SDM mulai dari pinggir. Diharapkan dapat mempercepat turunnya angka stunting, baik tingkat nasional hingga daerah.

Diraswan mengajak segenap elemen masyarakat untuk bersama-sama mencegah potensi risiko tubuh kerdil pada baduta yang disebabkan banyak faktor. Kesehatan/gizi, kebersihan lingkungan, ekonomi serta dapat juga disebabkan perilaku tidak sehat dalam keluarga.

Dengan multi faktor tersebut maka penanganan stunting tidak dapat dilakukan oleh satu komponen atau satu lembaga saja.  “Penanganan stunting harus dilakukan secara kolaboratif lintas sektor baik itu institusi pemerintah maupun masyarakat. Inventarisir kasus stunting mulai dari lokasi hingga pada penyebab, apakah akibat kurangnya asupan gizi, atau lingkungan yang tidak sehat akibat rumah tidak layak huni,” kata Diraswan.

Masih Diraswan, melalui pengembangan program Dashat dan pengembangan kelompok usaha pelaku ekonomi mikro, diharapkan dapat ditindaklanjuti oleh masyarakat desa untuk mengambil peran menurunkan stunting dan pembangunan kualitas SDM,harapnya.

Sehingga mampu merealisasikan sasaran menurunkan prevalensi stunting di Kaur pada angka 9 persen pada 2024 mendatang, tambahnya.  Selain orientasi Dashat, pemerintah daerah juga mengukuhkan duta GenRe di tiga desa perbatasan provinsi serta penyerahan bantuan makanan tambahan bagi ibu hamil sebanyak dua keluarga dan 10 ibu menyusui.(irs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.