BKKBN Bengkulu Bekali Kader BKL Tujuh Dimensi Lansia

oleh -350 Dilihat
Plt Kepala BKKBN Bengkulu, M Iqbal Apriansyah saat melakukan sosialisasi tujuh demensi lansia kepada para kader bina keluarga lansia (BKL) di Bengkulu, awal pekan ini.(Foto HB/Idris)
Plt Kepala BKKBN Bengkulu, M Iqbal Apriansyah saat melakukan sosialisasi tujuh demensi lansia kepada para kader bina keluarga lansia (BKL) di Bengkulu, awal pekan ini.(Foto HB/Idris)

Bengkulu-Sebagai upaya penyiapan lansia tangguh, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu sosialisasikan tujuh dimensi lansia untuk membakali para kader bina keluarga lansia (BKL) di daerah ini.

Tujuh dimensi tersebut, yaitu dimensi spiritual, intelektual, fisik, emosional, sosial kemasyarakatan, profesional vokasional, dan lingkungan dalam mendukung terwujudnya lansia tangguh, dibekalinya para kader tersebut upaya peningkatan ketrampilan dalam mempersiapkan lansia tangguh, aktif, mandiri dan produktif.

“Mempersiapkan lansia tangguh, kita sosialisasikan tujuh dimensi lansia tangguh, sebagai pembekalan pengetahuan bagi kader kelompok bina lansia,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah saat membuka sosialisasi prorgram lansia tangguh di Bengkulu, Senin (15/5/2023)

Dikatakan Iqbal, melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang dilaksanakan dengan cara peningkatan kualitas hidup lansia agar tetap produktif dan berguna bagi keluarga dan masyarakat dengan pemberian kesempatan untuk berperan dalam kehidupan keluarga.

Hal itu diatur Undang-Undang nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga, dalam pasal 47 menyatakan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah menetapkan kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga, katanya.

Lanjut usia berdasarkan UU Nomor 13 tahun 2008 adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun ke atas. Perkembangan jumlah lanjut usia meningkat setiap tahunnya karena semakin meningkatnya usia harapan hidup.

Dijelaskan, Indonesia termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia yakni, mencapai 18,1 juta jiwa atau 7,6 persen berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2020, dan meningkat menjadi 21,6 juta jiwa atau 8,5 persen dari jumlah penduduk berdasarkan data hasil pendataan Provinsi Bengkulu tahun 2021, tercatat penduduk lanjut usia sebanyak 232.367 jiwa, berusia 56-75 tahun keatas.

Sebaran lansia di Bengkulu terdapat di Bengkulu Selatan 21.522 jiwa, Bengkulu Utara 40.917 jiwa, Rejang Lebong 29.905 jiwa, Kota Bengkulu 38.461 jiwa, Kabupaten Kaur 15.206 jiwa, Lebong 13.743 jiwa, Kabupaten Mukomuko 18.013 jiwa, Seluma 27992 jiwa, Kepahiang 15.193 jiwa dan Bengkulu Tengah 11.415 jiwa.

Dengan semakin meningkatnya usia maka akan semakin banyak permasalahan kesehatan yang akan dialami, karena adanya penurunan kapasitas fungsional, dan semakin tinggi resiko untuk terkena penyakit jantung, diabetes, hipertensi, penyakit degeneratif dan sindrom geriatri.

Kegiatan sosialisasi tujuh dimensi lansia tangguh tingkat provinsi bengkulu dan perawatan jangka panjang (PJP) adalah proses pemberian bantuan dan dukungan jangka panjang kepada lansia yang tidak mampu merawat dirinya sendiri baik sebagian maupun total karena mempunyai keterbatasan dalam aspek fisik.

Dan atau mental yang diberikan oleh pendamping profesional maupun pendamping informal. Untuk itulah dibutuhkan sosialisasi tujuh dimensi lansia tangguh tingkat provinsi bengkulu. Dan perawatan jangka panjang (PJP) berbasis keluarga yang khusus diperuntukkan bagi anggota kelompok kegiatan bina keluarga lansia (BKL) yang memiliki lansia yang membutuhkan perawatan jangka panjang.

Di Provinsi Bengkulu jumlah keluarga sasaran BKL berdasarkan hasil pendataan keluarga tahun 2021 yaitu 232.367 orang dan yang ikut rutin kegiatan bina keluarga lansia setiap bulanya hanya 13.967 orang atau 16,64 persen dari jumlah lansia yang ada.

“Kami berharap kepada para kader, pengelola kelompok kegiatan tokoh masyarakat agar dapat bahu membahu untuk mendorong para lansia agar ikut kegiatan melalui kegiatan kelompok BKL di desa sebagai tempat sarana berkumpul, bersilaturahmi, dan pembelajaran untuk menciptakan lansia tangguh dengan tujuh dimensi yang ada di BKKBN agar lansia berdaya guna di masyarakat”.

BKL Aktif

Disampaikan Iqbal, jumlah kelompok BKL yang ada di Provinsi Bengkulu saat ini sebanyak 1.206 yang aktif lapor 123 dan tidak aktif lapor 1.083 kelompok. Terbesar di 9 kabupaten dan 1 kota terdapat di Kabupaten Bengkulu Selatan 161 kelompok, Kabupaten Rejang Lebong 114 kelompok, Kabupaten Bengkulu Utara 198 kelompok.

Di Kabupaten Kaur sebanyak 133 kelompok, Kabupaten Seluma 121 kelompok, Kabupaten Mukomuko 122 kelompok, Kabupaten Lebong 92 kelompok, Kabupaten Kepahiang 119 kelompok. Kabupaten Bengkulu Tengah 75 kelompok dan terdapat di Kota Bengkulu mencapai 70 kelompok.

Iqbal menambahkan, permasalahan yang dihadapi pada saat ini yaitu dalam tataran mikro, meningkatnya jumlah penduduk lansia ini membawa sejumlah konsekuensi. Sebagian ada yang mengalami disorientasi sosial, dislokasi sosial, akibat kehilangan perhatian atau pekerjaan. Sebagian lagi merasa kehilangan akibat ditinggal oleh anak-anaknya yang telah dewasa atau ditinggal mati pasangan

Pada tingkat makro, masalah lansia dapat dibagi tiga kategori besar dimana terdapat lansia tanpa pensiun (punya sumber daya alam), lansia dengan pensiun rendah dan miskin, lansia lanjut punya pensiun. Ketidaksiapan sebagian besar lansia menghadapi masa tua dan berumur panjang. Sebagian besar lansia hidup terlantar karena ditinggal mati pasangan, ditinggal anak-anak merantau dan hidup miskin tanpa pensiun.

Sementara itu, Ketua Pokja Lansia, Sudirwan menyampaikan sosialisasi tersebut diikuti peserta sebanyak 30 orang unsur kader BKL dan pengurus sekolah lansia yang ada di Bengkulu. Dengan tujuan meningkatkan wawasan dan keterampilan kader/ anggota dalam penerapan tujuh dimensi lansia tangguh, ujarnya.

Dengan demikian,  sangat diharapkan sosialisasi ini dapat mewujudkan lansia yang tangguh, aktif, produktif dan mandiri melalui pengelolaan dan pengembangan kelompok BKL di Provinsi Bengkulu  dengan  baik, tambah  Sudirwan. (irs)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.