BEI Bengkulu Cacat Jumlah Investor Baru dan Transkasi Tahun 2025 Meningkat Tajam

oleh -39 Dilihat
Bursa Efek Indonesia Cabang Bengkulu menggelar sosialisasi mekanisme perlindungan investor dengan menampilkan tiga nara sumber dari Jakarta. Acara ini berlangsung di Bengkulu, Rabu 8 Oktober 2025.(Foto HB/Usmin)
Bursa Efek Indonesia Cabang Bengkulu menggelar sosialisasi mekanisme perlindungan investor dengan menampilkan tiga nara sumber dari Jakarta. Acara ini berlangsung di Bengkulu, Rabu 8 Oktober 2025.(Foto HB/Usmin)

Bengkulu-Kepala Bursa Efek Indonesia Bengkulu, Marina Rasyada mengatakan, jumlah investor baru pasar modal di Bengkulu meningkat tajam dari semula sebahyak 8.532 orang menjadi 14.340 atau meningkat sebesar 28 persen dari tahun 2024 lalu.

Demikian pula nilai transaksi juga meningkat tajam dimana pada tahun 2024 lalu hanya sebesar Rp 209 miliar menjadi Rp 626,6 miliar atau meningkat 199 persen di tahun 2025.

“Alhamdulilah dalam tahun ini jumlah investor baru dan nilai transaksi di BEI Bengkulu meningkat tajam darii tahun lalu. Ini membuktikan masyarakat Bengkulu, sudah banyak mengerti bisnis saham,” kata Marina Rosyada pada acara sosialisasi mekanisme perlindungan investor bertema “Menjaga Kepercayaan Investor: Transparansi dan Perlindungan Investor”, di Bengkulu, Rabu (8/10/2025).

Ia mengatakan, meningkatnya minat masyarakat Bengkulu untuk main saham di bursa efek tidak lepas dari peran media yang terus menerus mensosialisasikan bisnis tersebut kepada masyarakat, khususnya di Bengkulu.

“Kami dari BEI Bengkulu mengucapkan terima kasih kepada kawan-kawan media yang sudah membantu kami mensosialisasikan masalah saham di BEI, sehingga minat masyarakat menjadi investor terus meningkat,” ujarnya.

Untuk itu, Marina berharap kerja sama ini kiranya terus terjalin dengan baik. Sebab, tanpa ada kontribusi dari media, maka masyarakat banyak yang tidak mengerti bisnis saham dan menjadi investor,” tambahnya.

Dalam kegiatan ini, BEI Benggkulu menggandeng tiga Self-Regulatory Organization (SRO) pasar modal, yakni Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan Indonesia Securities Investor Protection Fund (SIPF).

Marina Rasyada menambahkan, kepercayaan publik adalah fondasi utama bagi tumbuhnya pasar modal yang sehat. “Kepercayaan investor tidak hanya dibangun dari kinerja pasar, tetapi juga dari mekanisme perlindungan, transparansi, dan edukasi yang berkelanjutan,” ujar Marina.

Marina menjelaskan, setiap lembaga memiliki peran penting dalam melindungi investor. BEI memastikan perdagangan berjalan teratur dan efisien, KPEI menjamin penyelesaian transaksi agar tidak terjadi gagal bayar, KSEI menjaga keamanan dan pencatatan aset investor secara elektronik, sedangkan SIPF menjadi pelindung terakhir dari risiko non-komersial.

Ia menambahkan, perkembangan dunia investasi yang semakin dinamis menuntut sistem yang cepat, aman, dan transparan. Karena itu, BEI bersama KSEI, KPEI, dan SIPF terus berinovasi menghadirkan kemudahan bagi masyarakat, di antaranya pembukaan rekening efek secara online, penguatan layanan AKSes KSEI, serta program penjaminan investor oleh SIPF.

“Inovasi ini tidak akan berdampak luas tanpa dukungan media. Peran jurnalis sangat penting dalam menyampaikan informasi yang akurat dan membangun literasi pasar modal,” tegasnya.

Selain sosialisasi, kegiatan ini juga menjadi ajang memperkuat sinergi antara industri pasar modal dan media. Marina menyebut, selama 2025 pihaknya telah menggelar 959 kegiatan edukasi dengan total 124.426 peserta, yang berkontribusi besar terhadap peningkatan jumlah investor baru di Bengkulu.

“Kenaikan jumlah investor ini adalah bukti nyata bahwa literasi keuangan semakin meningkat. Dan ini tidak lepas dari dukungan rekan-rekan media,” kata Marina.

Ia berharap ke depan, kerja sama antara BEI dan media di Bengkulu semakin erat, sehingga masyarakat semakin sadar pentingnya investasi yang aman dan terlindungi.

Editor : Usmin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.