Barometer Keberhasilan Turunkan Stunting Ada di Pemerintahan Desa

oleh -358 Dilihat
Wakil Bupati Kepahiang, Zurdi Nata tengah menyampaikan materi pada acara sosialisasi program penurunan stunting di Desa Air Sempiang, Kecamatan Kabawetan, Kabupaten Kepahiang. Acara dilaksanakan atas kerja sama BKKBN Provinsi Bengkulu dengan Komisi IX DPR-RI.(Foto HB/Idris)
Wakil Bupati Kepahiang, Zurdi Nata tengah menyampaikan materi pada acara sosialisasi program penurunan stunting di Desa Air Sempiang, Kecamatan Kabawetan, Kabupaten Kepahiang. Acara dilaksanakan atas kerja sama BKKBN Provinsi Bengkulu dengan Komisi IX DPR-RI.(Foto HB/Idris)

Bengkulu- Tolak ukur berhasilnya pemerintah dalam pencegahan potensi dan penurunan prevalensi stunting terletak pada pemerintahan desa. Pasalnya, pemerintahan desa yang lebih melekat kepada masyarakat desa sehingga mengetahui secara langsung kondisi warga.

Dengan mengetahui secara langsung, diharapkan pemerintah desa dapat menyampaikan kepada pemerintah kecamatan hingga kabupaten agar dapat ditindaklanjuti secara konvergen. Hal itu disampaikan Wakil Bupati Kepahiang Zurdi Nata, saat mengisi materi pada kampanye percepatan penurunan stunting bersama mitra kerja DPR-RI di Desa Air Sempiang, Kecamatan Kabawetan, Kabupaten Kepahiang, Rabu, (14/12/2022).

Hadir dalam kampanye penurunan stunting di salah satu Kampung Keluarga Berkualitas (KB) di daerah itu, selain Wabup Kepahiang, Zurdi Nata juga dihadiri Kepala Bappeda Kepahiang, anggota Komisi IX DPR-RI dapil Bengkulu, Elva Hartati, sejumlah pejabat di lingkup Pemkab Kepahiang, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, Rusman Efendi didampingi Koordinator Bidang Advokasi dan Penggerakan Informasi (ADPIN) BKKBN, Weldi Suisno.

“Tolak ukur berhasil mencegah potensi risiko stunting cerminnya desa,” kata Zurdi Nata di depan para kepala desa (kades) di lingkup Kecamatan Kabawetan.

Guna mempercepat menurunkan angka prevalensi stunting di kabupaten pemekaran dari Rejang Lebong ini, politisi Partai Hanura ini mengajak pemerintah desa untuk meningkatkan kepeduliannya.

Ia menambahkan banyak hal yang perlu disosialisasikan kepada masyarakat dalam menekan stunting. Pasalnya, stunting disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya kesehatan lingkungan, pola asuh dan asupan gizi yang cukup sejak dalam kandungan.

Untuk itu, ia mengajak masyarakat untuk merubah perilaku sehat dan mengikuti pengasuhan 1000 hari pertama kehidupan (HPK). “Mari kita fokus dan konsisten pada pola pengasuhan dalam 1000 HPK,” tambahnya.

Gunakan Kontrasepsi

Sementara itu, anggota Komisi IX DPR-RI, Elva Hartati menggaungkan perlunya menggunakan kontrasepsi modern dalam meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.

Stunting juga dapat disebabkan karena tidak ber-KB, katanya didepan ratusan peserta sosialisasi yang berlangsung di lingkungan Kebun Teh Kabawetan, Kepahiang, yang merupakan perkebunan teh tertua di Bengkulu.

Akibat tidak ber-KB maka wanita akan menghadapi risiko kematian ibu dan bayi. Untuk menghindari atas risiko tersebut, lanjut politisi PDIP ini, perlu menerapkan 4 terlalu, yakni terlalu muda usaia melahirkan, terlalu tua, terlalu dekat jarak melahirkan dan terlalu banyak anak dilahirkan.

Elva Hartati mengajak masyarakat pasangan usia subur di daerah itu, untuk menjaga kesehatan reproduksi melalui penggunaan kontrasepsi, sehingga dapat menghindari ancaman balita terpapar stunting.(irs)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.