Atasi Antrean di SPBU, Pemprov Bengkulu Usulkan Kuota BBM Subsidi 2,5 Juta KL

oleh -184 Dilihat
Sudah menjadi pemandangan setiap hari antrean kendaraan mengeluar di SPBU dalam Kota Bengkulu dan daerah lainnya di Bengkulu, untuk membeli BBM subsidi jenis pertalite dan solar. Hal ini menyebabkan arus lalu lintas kendaraan di sekitar SPBU bersangkutan mengalami kemacetan.(Foto/Ist)
Sudah menjadi pemandangan setiap hari antrean kendaraan mengeluar di SPBU dalam Kota Bengkulu dan daerah lainnya di Bengkulu, untuk membeli BBM subsidi jenis pertalite dan solar. Hal ini menyebabkan arus lalu lintas kendaraan di sekitar SPBU bersangkutan mengalami kemacetan.(Foto/Ist)

Bengkulu- Untuk mengatasi antrean pembelian bahan bakar minyak (BBM) (SPBU) di setiap SPBU di Provinsi Bengkulu, akibat stoknya sering mengalami kekosongan, maka Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu mengusulkan kouta BBM subsidi ke pemerintah pusat untuk tahun 2024 sebanyak 2,5 juta kilo liter (KL).

Hal tersebut diungkapkan Asisten II Pemprov Bengkulu, RA Denni, di Bengkulu, Selasa (12/12/2023). Ia mengatakan, saat ini Pemprov Bengkulu, sudah mengusulkan alokasi BBM subsidi tahun 2024 ke pusat dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) sebanyak 2,5 juta kilo liter (kl).

Dari sebanyak 2,5 juta kl usulan BBM subsidi tersebut, rinciannya sebanyak 1.938.954 kl jenis Pertalite dan sebanyak 611.256 kl BBM jenis Solar. Besaran usulan kebutuhan BBM subsidi ini sudah berdasarkan perhitungan kalkulasi dari seluruh usulan pemerintah kabupaten dan kota di Bengkulu.

“Usulan kebutuhan BMM subsidi tahun 2024 di Bengkulu, sudah kita sampaikan ke BPH Migas sebanyak 2,5 juta kl. Kita berharap usulan ini dapat direalisasikan dengan baik oleh BPH Migas sehingga kebutuhan BBM di daerah ini tercukupi sehingga tidak terjadi antrean panjang kendaraan yang akan beli BBM subsidi di setiap SPBU seperti yang terjadi sekarang,” ujar mantan Sekda Kabupaten Rejang Lebong ini.

Ia mengungkapkan, jumlah kuota usulan tersebut dipastikan cukup dan tidak mengalami kekurangan karena telah melakukan pendataan secara mendetail sesuai dengan kebutuhan kabupaten dan kota. Karenanya, ia mengimbau kepada pihak terkait agar memastikan penggunaan BBM subsidi tepat sasaran, terutama kendaraan pihak perusahaan agar tidak menggunakan BBM subsidi.

“Kita mengingatkan agar kendaraan dari pihak perusahaan untuk tidak menggunakan bio solar subsidi. Alasanya, BBM ini hanya untuk masyarakat kita yang memang diberi dan disubsidi oleh pemerintah,” tutup RA Denni.

Seperti diketahui, jumlah usulan BBM masing-masing kabupaten dan kota di Bengkulu, yakni Kota Bengkulu sebanyak 921.590 kl Pertalite dan solar sebanyak 68.050 kl, Kabupaten Kaur sebanyak pertalite sebanyak 870.106 kl, dan solar 437.522 kl, Rejang Lebong Pertalite sebanyak 36.376 kl dan solar sebanyak 15.000 kl.

Selanjutnya Kabupaten Mukomuko pertalite sebanyak 965 kl, dan solar 23.040 kl, Bengkulu Tengah pertalite sebanyak 21.728 kl dan solar 12.160 kl, Kepahiang sebanyak 21.103 kl jenis Pertalite dan 5.953 KL jenis Solar, Seluma sebanyak 17.280 KL jenis Pertalite dan 4.344 jenis Solar, Bengkulu Selatan sebanyak 11.680 jenis Pertalite dan 5.472 KL jenis Solar.

Kabupaten Lebong pertalite sebanyak 8.640 kl dan solar sebanyak 4.680 kl dan Kabupaten Bengkulu Utara partalite sebanyak 4.486,84 kl dan solar sebanyak 35.035 kl.

Dari pantuan Harapan Baru News, sejak satu bulan terakhir antrean panjang kendaraan untuk mengisi BBM subsidi pertalite dan solar di setiap SPBU baik berlokasi di kabupaten maupun kota di Bengkulu, semakin bertambah panjang.

Hal ini terjadi karena pasokan BBM subsidi ke setiap SPBU sering kali mengalami kekosongan, sehingga masyarakat yang akan membeli BBM tersebut, terpaksa antrean berjam-jam di SPBU menunggu pasokan BBM tiba dari Pertamina Bengkulu.

Bahkan, bagi warga yang akan membeli BBM solar bersubsdi di SPBU di Kota Bengkulu, harus antrean bermalam-malam menunggu pasokan solar dari Pertamina Bengkulu. Akibatnya, aktivitas ekonomi masyarakat sangat terganggu.

“Saya tidak mengerti kenapa stok solar subsidi di Bengkulu, sering menghilang di SPBU baik di Kota Bengkulu maupun kabupaten. Akibatnya, kita mau membeli BBM tersebut harus antrean berhari-hari menunggu pasokan datang dari Pertamina setempat,” ujar seorang warga Kota Bengkulu.

Ia mengaku heran, Bengkulu kota kecil dan jumlah kendataan tidak terlalu banyak dibanding provinsi lain, tapi untuk membeli BBM subsidi baik pertalite maupun solar harus antrean berjam-jam di SPBU. Sedangkan di daerah lain, seperti Kota Lubuklinggau, Sumsel tetangga tidak harus antrean cukup lama seperti di Bengkulu.

Masyarakat berharap Pemprov Bengkulu dapat mengatasi kelangkaan dan antrean panjang kendaraan di SPBU untuk mendapatkan solar dan pertalite baik di Kota Bengkulu maupun kabupaten lainnya, sehingga waktu masyarakat tidak dihabiskan antre di SPBU seperti yang terjadi sekarang.

Soalnya, jika antrean panjang kendaraan umum di SPBU untuk membeli BBM subsidi pertalite dan solar terus berlangsung lama, maka dipastikan aktivitas ekonomi masyarakat akan terganggu, terutama bagi pelaku UMKM yang menggunakan bahan bakar tersebut.(mc/min)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.