Bengkulu- Anggota Komisi IX DPR-RI dapil Bengkulu, Elva Hartati dan Kantor Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, kembali mengkampanyekan penurunan stunting di salah satu kampung keluarga berkualitas (KB) Desa Suka Makmur, Kecamatan Giri Mulya, Kabupaten Bengkulu Utara sebagai lokasi fokus (lokus) penanganan stunting di daerah ini.
Dalam kampanye tersebut, hadir Wagub Bengkulu, Rosjonsyah, Plt Kepala BKKBN Bengkulu, Iqbal Apriansyah, Wakil Bupati Bengkulu Utara, Ari Septia Adinata, dan Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Bengkulu Utara, Sudigdo. Kampanye stunting di Kecamatan Giri Mulya dilaksanakan, Kamis (3/8/2023).
Kampanye yang dihadiri ratusan masyarakat itu, bertujuan menyebar luaskan informasi tentang pencegahan stunting kepada masyarakat setempat. Peserta kampanye ini berasal dari berbagai unsur, di antaranya pasangan usia subur (PUS), tokoh masyarakat serta kelompok remaja Generasi Berencana (GenRe) untuk menggali pengetahuan tentang risiko stunting.
Plt Kepala BKKBN Bengkulu, Iqbal Apriansyah mengatakan, kampanye penurunan stunting di Bengkulu merupakan bentuk kolaborasi antar lintas lembaga pemerintah dan swasta khususnya di Bengkulu Utara dan secara langsung dilakukan bersama-sama oleh BKKBN dan DPR RI agar ke depan dapat menemukan langkah alternatif, produktif, solutif dengan mengampanyekan penurunan stunting dari satu titik ke titik lain.
Kecamatan Giri Mulya sebagai sasaran kampanye stunting memiliki enam desa yaitu Desa Giri Mulya, Wonoharjo, Suka Makmur, Tanjung Anom, Renah Kaya dan Desa Suka Mulya. Dengan jumlah penduduk mencapai 6.000 jiwa, diantaranya terdapat PUS mencapai 2500 orang diantaranya 40 persen PUS muda.
Kabupaten Bengkulu Utara dengan memiliki 19 kecamatan terdapat sebanyak 44 kampung KB. Dan di Provinsi Bengkulu kampung KB telah dikembangkan sebanyak 326 kampung di setiap daerah kabupaten, ujar Iqbal.
Iqbal berharap melalui kegiatan kampanye penurunan stunting dengan gerakan gotong royong, yang tidak hanya dilakukan oleh satu atau beberapa lembaga institusi saja melainkan secara bersama. Lintas lembaga pemerintah dan masyarakat , harap Iqbal.
Senada dengan itu, anggota Komisi IX DPR RI, Elva Hartati. Ia mengatakan, perlu adanya strategi terpadu bersama dukungan masyarakat yaitu peningkatan usia perkawinan baik wanita maupun pria, yaitu usia ideal menikah yaitu 21 tahun wanita dan 25 tahun pria.
Pentingnya pencegahan stunting sebagai upaya perbaikan terus menerus dilakukan pemerintah agar meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung Indonesia Emas pada 2045.”Stunting potensi gagal bagi suatu bangsa khususnya Indonesia untuk meraih Indonesia Emas 2045,” kata Elva. (irs)