Alur Pelabuhan Pulau Baai Dangkal, Volume Ekspor Batubara Bengkulu Anjlok

oleh -148 Dilihat
Rombongan pejabat Pemprov Bengkulu dan instansi terkait tinjau alur pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu.(Foto /Dokumen)
Rombongan pejabat Pemprov Bengkulu dan instansi terkait tinjau alur pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu.(Foto /Dokumen)

Bengkulu- Pendangkalan alur pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, sejak tahun 2018 hingga saat ini menyebabkan volume ekspor batubara daerah ini mengalami penurunan dari sebelumnya 10 juta ton menjadi 3 juta ton. Hal ini terjadi karena kapal ukuran besar di atas 30.000 ton tidak bisa merapat ke dermaga pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu.

Selain itu, pendangkalan alur pelabuhan juga menghambat kelancaran pendistribusian bahan sembako, seperti beras dan sebagaunya, serta pasokan bahan bakr minyak (BBM) untuk kebutuhan masyarakat Provinsi Bengkulu.

Hal tersebut diungkapkan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah usai melakukan peninjauan alur pelabuhan Pulau Baai bersama sejumlah pihak terkait, termasuk General Manager Regional II PT Pelindo, Kapolda Bengkulu, Danlanal Bengkulu, dan perwakilan instansi lainnya, Jumat (27/12/2024).

Selain meninjau alur pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, Plt Gubernur Bengkulu juga menggelar rapat koordinasi pihak terkait di kantor PT Pelindo Regional II Bengkulu.

Ia mengatakan, saat ini kedalaman alur pelabuhan Pulau tinggal 1,5 meter dari sebelumnya 7-11,5 meter. Bahkan sebagian kolam break water sudah berubah menjadi daratan pasir. Hal ini terjadi karena alur tertimbun jutaan meter kubik pasir, menyusul tingkat sidementasi di pintu masuk ke kolam pelabuhan sangat tinggi.

Pendangkalan alur pelabuhan ini, kata Plt Gubernur Rosjonsyah jika segera di atasi PT Pelindo Regional II Bengkulu, selaku pihak pengelola pelabuhan Pulau Baai, akan merugikan perekonomian Provinsi Bengkulu.

“Kalau pelabuhan ini lumpuh tidak ada kapal masuk ke Bengkulu karena pelabuhan mengalami pendangkalan, maka Bengkulu akan mengalami kerugiaan ratusan miliar. Kita minta masalah ini segera di atasi pihak PT Pelondo Regional II Bengkulu,” ujarnya.

Selain itu, Pemprov Bengkulu juga meminta seluruh instansi terkait segera mencari solusi terbaik agar masalah pendangkalan alur pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu tidak terus berulang setiap tahun, tambahnya.

Sementara itu, General Manager PT Pelindo Regional II, S. Joko mengatakan, sedimentasi tinggi yang disebabkan oleh cuaca buruk menjadi penyebab utama pendangkalan. Akibatnya, kapal-kapal besar sulit masuk dan keluar pelabuhan.

Hal ini menurunkan kapasitas angkut barang, menghambat ekspor, serta menyebabkan keterlambatan pengiriman barang. ” Ekspor batubara yang sebelumnya mencapai 10 juta ton per tahun kini hanya mampu mengirimkan 3 juta ton saja,” ujarnya.

Bahkan, pengangkutan batubara dari lokasi penumpukan harus menggunakan kapal tongkang untuk memindahkan barang ke kapal besar yang sandar di tengah laut. Selain itu, komoditas ekspor lainnya, seperti cangkang sawit, hasil laut, dan rumput laut juga ikut terdampak.

Situasi ini mendesak pemerintah dan pihak terkait untuk segera mencari solusi konkret agar fungsi strategis Pelabuhan Pulau Baai dapat kembali optimal, sehingga perekonomian Bengkulu dapat terselamatkan, tambah S Joko.

Reporter : Usmin

Editor : M Rareza Rebi Aldo

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.