Bengkulu- Untuk memastikan warga miskin di Kota Bengkulu masuk dalam data terpada kesejahteraan sosial (DTKS), Dinas Sosial setempat melakukan penyisiran para pemulung atau pencari barang bekas di wilayah Kota Bengkulu.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bengkulu, Sahat Marulitua Sitomorang, di Bengkulu, Kamis (12/2/2025) mengatakan, penyisiran warga pemulung ini dilakukan pihaknya jangan sampai mereka tidak masuk dalam DTKS setempat.
Sebab, jika warga tidak masuk dalam DTKS maka mereka tidak mendapatkan bantuan dari Dinsos, seperti BPJS gratis, beras miskin dan PKH dan program sosial lainnya.
“Atas dasar inilah, Dinsos Kota Bengkulu melakukan penyisiran masyarakat kurang mampu alias miskin, termasuk para pencari barang bekas. Kita berharap dengan cara ini, warga kurang mampu di Kota Bengkulu sudah masuk dalam DTKS,” ujarnya.
Penyisiran warga pemulung di Kota Bengkulu, dilakukan melalui program Sistem Pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Terpadu (Sidarlaing).
“Jadi, pendataan ini sebagai solusi, sebelumnya sudah ada operator SIKS-NG (Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation). Namun, SIKS-NG hanya mengakomodir di jam kerja saja,” ujarnya.
Sedangkan warga pemulung kebanyakan bekerja berangkat subuh pulang habis Magrib bahkan habis Isa. “Jadi kapan lagi mereka sempat bertemu operator SIKS-NG,” jelas Sahat.
Menyikapi masalah tersebut, Dinsos Kota Bengkulu melalui Sidarling mengakomondir masyarakat miskin ke dalam DTKS, yang sama sekali belum tersentuh bantuan sosial dari Pemerintah Kota Bengkulu maupun Kemensos.
“Jadi, inilah yang kita buat untuk mensiasati jangan sampai ada warga miskin di Kota Bengkulu tidak terdata di DTKS dan tidak dapat bantuan sosial. Melalui program Sidarling ini kami turun dan keliling mencari titik-titik kumpul pemulung untuk didata masuk DTKS,” ujarnya.
Selain menyasar pemulung, Dinsos Kota Bengkulu juga mencari tempat-tempat orang disabilitas. Petugas Dinsos turun ke TPA (tempat pembuangan akhir) Air Sebakul menemui para pemulung di daerah ini,” tambah Sahat.
Sejumlah pemulung di TPA Air Sebakul langsung didata dan diusulkan ke dalam aplikasi SIKS-NG. Tapi ternyata para pemulung ini tidak membawa HP dan KK serta KTP. Namun Sahat memberikan nomor HP-nya dan meminta mereka (pemulung) mengirim foto KK dan KTP.
“Rata-rata mereka tinggal di Pekan Sabtu, Sukarami dan Betungan. Dari hasil kunjungan kita melalui Sidarling mereka mengirimkah KK dan KTP, tapi setelah kita cek sebagian besar sudah masuk DTKS, dan sudah mendapatkan bansos, seperti PKH dan bantuan pangan dan bantuan lainnya,” tambahnya.
Dari sejumlah pemulung yang mengirimkan data KK dan KTP ke HP-nya setelah dicek disistem hanya 5 orang pemulang yang belum mendapat berbagai jenis bantuan sosial. Mereka baru pindah ke Kota Bengkulu, sedang yang lain sudah mendaptkan bansos.
Reporter : Usmin
Editor : M Rareza Rebi Aldo