Bengkulu Utara– Peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) tahun 2023, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkulu Utara pada pertengahan Februari ini mengedukasi masyarakat tentang protein hewani guna mengintervensi atau menekan keluarga berisiko terpapar stunting.
Intervensi pencegahan gagal tumbuh kembang anak balita tersebut, digelar Dinas Kesehatan setempat, bertempat di Balai Desa Palik, Kecamatan Air Napal, Senin (20/2/2023).
Edukasi protein hewani itu merupakan strategi dalam mengintervensi secara dini kekuranagn gizi sebagai upaya pencegahan potensi risiko masyarakat Kabupaten Bengkulu Utara, terpapar stunting atau gagal tumbuh alias boncel, kata Camat Air Napal, Amir Makhmud, melalui Kasi Pemerintahan, Suadi saat membuka sosialisasi protein hewani.
Intervensi sensitif dalam rangka pencegahan stunting itu, disambut antusias keluarga-keluarga di daerah itu. Terlihat puluhan keluarga peserta yang didominasi kaum hawa, terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui, remaja putri dan ibu yang memiliki balita.
“Tidak hanya pemaparan materi terkait pemenuhan nilai gizi yang baik, namun kegiatan ini diisi dengan lomba-lomba pengasuhan yang sehat dan pola asuh yang ideal,” kata Suadi.
Lomba yang mengusung tema Isi Piringku Kini Kaya Protein Hewani yang diikuti oleh 12 peserta bertujuan untuk memberikan edukasi kepada Ibu hamil, ibu menyusui, balita dan remaja terkait pemenuhan gizi dari protein hewani yang baik untuk proses tumbuh kembang anak.
Ia mengatakan, peserta lomba terdiri dari unsur kader Posyandu perwakilan setiap desa se-Kecamatan Air Napal. “Kegiatan ini selain lomba Isi Piringku Kini Kaya Protein Hewani, juga dilakukan praktek langsung atau demo memasak makanan yang kaya akan protein hewani.
Sumber protein hewani yang berasal dari lauk hewani dapat disajikan sebagai menu makanan yang dapat diberikan kepada balita untuk memberikan asupan gizi yang cukup dalam menekan stunting di daerah ini, ujarnya.
Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 angka prevalensi stunting di Kabupaten Bengkulu Utara sebesar 22,8 persen. Posisi tersebut menunjukkan potret stunting memprihatinkan yang tengah mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 20,7 persen.
Stunting merupakan peristiwa kekurangan gizi kronis pada balita. Yang disebabkan oleh beberapa faktor penunjang diantaranya lingkungan yang tidak sehat dan kekurangan asupan gizi mulai dari dalam kandungan.
Upaya pencegahan stunting perlu dilakukan pada pengasuhan sejak 1000 hari pertama kehidupan melalui pemenuhan asupan gizi lengkap hingga usia anak dua tahun. Melalui eduasi dan sosialisasi ini dapat menekan potensi berkembangnya risiko stunting di tengah masyarakat.
Kepala Puskesmas Kerkap, Desi Komalasari menyebutkan, menu makanan sehat yang kaya akan protein hewani dengan memberikan inovasi yang menarik, yakni menu sate telur ikan (dengan bahan protein nya menggunakan ikan dan telur, unsur vitamin menggunakan wortel dan brokoli, dan unsur karbohidrat menggunakan sagu dan terigu).
Dibuat dengan bentuk yang menarik, sehingga menjadi daya tarik tersendiri untuk anak-anak tentunya. Memberikan makanan dengan menu yang tepat, yaitu memperhatikan variasi menu dan penyajian berupa besar porsi, aroma, bentuk makanan, temperature dan cara penyajian akan mendukung balita untuk memperoleh asupan makanan yang sesuai dengan kebutuhan serta mendukung tumbuh kembang balita, yang dapat mencegah terjadinya stunting pada balita, sebut Desi.
Melalui pemberian Edukasi protein hewani cegah stunting dapat memberikan manfaat dan pengetahuan khususnya kepada ibu hamil, ibu menyusui, remaja dan ibu yang memiliki balita terkait pemenuhan gizi yang baik dengan memperhatikan protein hewani yang cukup untuk tumbuh kembang anak, ujar Desi Komalasari mengakhiri.(irs)