Bengkulu- Dalam rangka menarik minat wisatawan lokal dan nusantara datang ke Kota Bengkulu, Wali Kota Dedy Wahyudi menginstruksikan Camat Singaran Pati untuk membongkar tenda dan payung liar di kawasan destinasi Danau Dendam Tak Sudah (DSTS) setempat.
Hal ini dilakukan karena payung dan tenda milik pedagang pasangan tidak beraturan sehingga membuat objek wisata DDTS menjadi semraut. Padahal destinasi air berada di tengah Kota Bengkulu.
“Atas pertimbangan inilah kita minta Camat Singaran pati untuk membongkar tenda dan payung liar milik pedagang di kawasan destinasi DDTS Kota Bengkulu,” kata Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi, di Bengkulu, Kamis (15/5/2025).
Atas permintaan wali kota tersebut, Camat Singaranpati dan Lurah Dusun Besar melakukan pendekatan dengan para pedagang dan mereka bersedia membongkar tenda dan payung dengan kesadaran sendiri.
Wali Kota Dedy Wahyudi memberikan apresiasi kepada Camat Singaran Pati, Alex Periansyah, dan Lurah Dusun Besar atas keberhasilan menertibkan kawasan destinasi DDTS Kota Bengkulu dengan menertibkan tenda dan payung liar di kawasan tersebut.
Sebelumnya, kawasan wisata Danau Dendam Tak Sudah dipenuhi dengan tenda dan payung yang membuat panorama danau terhalang. Selain itu tenda yang tidak rapi membuat kawasan wisata itu terkesan sembrawut.
Selain itu, dibelakangan tenda pedagang terlihat tumpukan sampah tempurung kelapa muda cukup banyak, sehingga terkesan objek wisata ini tidak bersih alias kumuh. Padahal, objek wisata ini berada di jantung Kota Bengkulu.
Namun, setelah dilakukan pembongkaran payung dan tenda milik pedagang, tempat wisata ini mulai terlihat lebih bersih dari sebelumnya. Hanya kursi dan meja milik pedgang masih berjajar di pinggir Danau Dendam Tak Sudah.
Wali Kota Bengkulu, meminta pedagang juga membongkar kursi dan meja yang ada di pinggir danau tersebut, karena keberadaan meja dan kursi yang dibangun pedagang asal-asakan membut keindahan objek wisata air ini menjadi tidak elok.
Hermanto, salah seorang wisatawan asal Bengkulu Selatan mengatakan, semestinya di pinggir danau bebas dari kursi dan tempat duduk pedagang, sehingga wisata bisa berlama-lama berada di danau tersebut.
Selama ini, katanya pengunjung yang datang dan sempat duduk di kursi dan meja milik pedagang diwajibkan berlanja makanan dan minuman mereka sediakan, seperti kelapa muda dan lainnya. Bagi warga yang tidak sedia belanja dilarang duduk di kursi tersebut.
Hal ini membuat wisawatan lokal dan masyarakat Bengkulu malas datang ke DTTS, padahal destiasi wisata air sangat bagus dan menarik, serta letaknya berada di pusat Kota Bengkulu.
“Saya mendukung langka Pak Wali Kota Bengkulu menertibkan payung, tenda dan kursi serta meja pedagang di kawasan DDTS, terutama yang berada di pinggir danau, karena menganggu kenyamanan wisatawan yang datang ke tempat tersebut,” ujarnya.
Selain itu, pedagang di objek wisata DDTS perlu diingatkan agar tidak mematok harga tinggi, karena akan membuat wisatawan kapok untuk datang ke tempat tersebut. Hal ini akan merugikan Pemkot Bengkulu dari segi peningkatan jumlah wisata datang ke daerah ini.
Editor : Usmin