Sikapi PMK, Peternak di Bengkulu Diminta Tetap Jaga Kebersihan Kandang dan Vaksin Teratur

oleh -64 Dilihat
Seorang dokter hewan tengah melakukan pemeriksaan hewan guna memastikan aman dari penyakit mulut dan kuku (PMK).(Foto-Istimewa)
Seorang dokter hewan tengah melakukan pemeriksaan hewan guna memastikan aman dari penyakit mulut dan kuku (PMK).(Foto-Istimewa)

Bengkulu- Menyikapi kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjangkiti hewan ternak warga di Kabupaten Seluma dan Kabupaten Mukomuko dalam dua bulan belangkangan ini, warga atau peternak untuk tetap menjaga kebesihan kandang disemprot desinfektan dan diberikan vaksin teratur.

Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Bengkulu, Yeni Misra, di Bengkulu, Selasa (21/1/2025) mengatakan, dari pantauan pihaknya penyebaran penyakit PMK di wilayah Bengkulu, sebenarnya sudah terjadi sejak Agustus 2024, tapi peningkatan terjadi dua bulan ini, akibat hewan ternak warga tidak dilakukan vaksinasi rutin setiap enam bulan sekali.

“Semestinya hewan ternak harus diberikan vaksinasi setiap enam bulan sekali selama 15 tahun, kemarin Desember tidak dilakukan. Ini kemungkinan penyebab PMK menjadi tinggi di Bengkulu,” ujarnya.

Untuk menekan penyebaran PMK di Bengkulu, dia minta para peternak di Bengkulu melakukan langkah-langkah antisipasi mulai dari menjaga kebersihan kandang, melakukan sanitasi kadang dengan menyemprot disinfektan sampai memberikan vaksinasi terhadap ternak-ternak yang rentan terserang virus penyakit tersebut.

Langkah antisipasi itu penting dilakukan peternak untuk menghindarkan ternaknya (sapi, kerbau dan kambing) tertular penyakit mematikan bagi hewan ternak tersebut. Resiko resiko tertular PMK bagi ternak yang dikandangkan lebih tinggi dibandingkan yang diliarkan.

“Sapi-sapi yang dikandangkan lebih susah sembuhnya, karena virus yang keluar dari ingus atau kotoran dan air seni akan kembali memapari hewan yang ada di kandang jadi virus akan cepat kembalinya. Berbeda dengan sapi yang diliarkan, akan berpindah tempat akan cepat kesembuhannya serta sedikit angka kematian,” tambahnya

Untuk sanitasi kandang, peternak bisa menggunakan deterjen pencuci pakaian serta menyemprot dengan disinfektan yang mudah untuk ditemui di toko-toko pertanian dan peternakan.

Sementara untuk vaksinasi, Yeni mengharapkan peternak bisa dengan sukarela memberikan ternaknya untuk divaksin dan meminta vaksinasi rutin bagi ternak peliharaannya setiap enam bulan sekali untuk memberikan kekebalan lebih terhadap serangan virus.

“Kalau ada petugas yang datang untuk vaksinasi, agar peternak memberikan sapi untuk divaksinasi. Karena saat kami datang perternak itu tidak memperbolehkan ternak di vaksin,” ungkapnya.

Virus PMK yang menyerang ternak kali ini menurut Yeni Misra lebih ganas dibandingkan tahun 2022 lalu, yang diperkirakan karena kondisi kekebalan sapi menurun, disamping adanya indikasi virus bermutasi walaupun dikatakannya hal itu masih perlu diteliti lebih lanjut.

Perubahan cuaca yang tidak menentu juga mempengaruhi ketahanan fisik hewan ternak untuk melawan virus yang datang juga berkurang.

Ditambah lagi di lingkungan ternak saat ini banyak penyakit hewan menular muncul. seperti PMK, Jembrana, Lumpy Skin Disease (LSD) dan Penyakit Ngorok atau Septicaemia epizootica (SE), sehingga jika hewan ternak tidak diberikan vaksinasi secara teratur rawan terserang penyakit.

Di sekitar lingkungan ternak kita saat ini, katanya ada empat penyakit hewan menular yang berbahaya yang beredar, PMK, Jembrana, LSD dan Penyakit Ngorok, sehingga kerentanan hewan ternak tertular penyakit ini semakin tinggi,” demikian Yeni.

Reporter : Usmin

Editor      : Christoper

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.