Puluhan Bapak Asuh Anak Stunting di Kabupaten Lebong Dikukuhkan

oleh -259 Dilihat
Wakil Bupati Lebong, Bengkulu juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kabupaten setempat,Fachrurrozi kembali mengukuhkan sejumlah bapak asuh anak stunting (BAAS) daerah ini sebagai wujud konvergensi pemerintah daerah dalam percepatan penurunan stunting.(Foto HB/Idris)
Wakil Bupati Lebong, Bengkulu juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kabupaten setempat,Fachrurrozi kembali mengukuhkan sejumlah bapak asuh anak stunting (BAAS) daerah ini sebagai wujud konvergensi pemerintah daerah dalam percepatan penurunan stunting.(Foto HB/Idris)

Lebong- Puluhan Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, dikukuhkan oleh Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kabupaten setempat, Fachrurrozi yang juga wakil bupati daerah ini.

Pengukuhan BAAS ini wujud konvergensi pemerintah daerah dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Lebong pada tahun 2023. Pasalnya, kasus stunting di kabupaten pemekaran ini masih tergolong tinggi dibanding Kota Bengkulu.

Wakil Bupati Lebong mengatakan, BAAS adalah individu yang berempati secara sosial terhadap kondisi kesehatan keluarga yang berisiko stunting untuk berbagi hal dalam upaya peningkatan kesehatan keluarga. Keluarga berisiko mulai dari calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, bayi dua tahun yang mengalami kekurangan gizi.

“Bapak asuh anak stunting mengambil peran sosial untuk menyalurkan bantuan kepada anak stunting. Program ini dilakukan guna meningkatkan gizi anak-anak yang mempunyai masalah dalam tumbuh kembangnya,” ujarnya.

Melalui simpati dan empati dari banyak pihak diyakini dapat menekan potensi lahirnya atau hadirnya anak lahir dengan stunting baru. Untuk itu, pemerintah Kabupaten Lebong kembali mengukuhkan BAAS sebanyak 42 orang dari berbagai unsur, terdapat tokoh pemerintah, tokoh agama dan tokoh masyarakat.

“Kita optimis melalui peran BAAS dapat mencegah lahirnya stunting baru pasalnya hal itu terpaut pada aspek gizi. Untuk meningkatkan gizi keluarga berisiko maka perlu aksi bersama-sama dengan menyalurkan makanan tambahan, makan yng tidak perlu mahal tetapi cukup bergizi. Seperti telur, ikan, sayur-sayuran yang semuanya dapat disediakan melalui pemanfaatan lingkungan secara produktif,” kata Wabup Fachrurrozi, di Tubei, Senin,(31/7/2023).

Sementara itu, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) I Bidang Balita Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Edi Sofyan, SE, MM menambahkan BAAS di Bengkulu telah dikukuhkan sebanyak 73 bapak asuh. Terdapat di Kabupaten Lebong mencapai 54 orang.

Selain program BAAS, dalam pencegahan dan penurunan stunting BKKBN telah membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) di sejumlah desa di Provinsi Bengkulu yang mencapai 1.867 tim dengan anggota mencapai 5.601 orang tersebar di sepuluh kabupaten dan kota, kata Edi

Terhadap TPK dan kader KB dapat diberdayakan oleh pemerintah daerah dalam kegiatan pendampingan bagi keluarga untuk mendapat rujukan bagi keluarga berisiko pada pelayanan lainnya. Melalui langkah dan strategi yang optimal itu diyakini dapat menekan potensi dan prevalensi stunting.

Pasalnya, Bengkulu telah mampu menekan stunting dari angka 22,1 persen turun hingga pada angka 19,8 persen (SSGI-2022). Dimana sebelumnya belum terintegrasi secara maksimal , seperti BAAS, TPK, dan regulasi pun baru diterbitkan seperti Perpres No.72 Tahun 2021 serta Aplikasi Elsimil. Saat ini sejumlah progam penanganan stunting telah berjalan dengan baik. (irs)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.