KAUR–Nelayan di Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur, Bengkulu mengeluhkan rendahnya harga jual benih bening lobster (BBL) yang mereka terima sejak Idulfitri 2025.
Harga yang ditawarkan koperasi hanya sebesar Rp 4.000/ekor, jauh di bawah harga yang telah ditetapkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Berdasarkan surat edaran Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Nomor B826/BPBAPS/TU210/IV/2025, harga maksimal BBL yang dapat dibeli oleh Badan Layanan Umum (BLU) dari koperasi adalah Rp 8.700 untuk BBL bening dan kuning.
Ditambah biaya pelayanan BLU sebesar Rp4.000, total harga pembelian mencapai Rp 12.700/ekor. Kondisi ini membuat nelayan resah.
Johan Sapri, seorang nelayan di Merpas, Kecamatan Nasal, mengatakan bahwa sejak pasca-Lebaran, harga yang ditawarkan pengumpul hanya Rp3.000/ekor. Baru beberapa hari terakhir harga naik menjadi Rp4.000 untuk anggota koperasi, sedangkan di luar koperasi harga bisa mencapai Rp 8.000/ekor.
“Benur yang datang dari arah Krui Selatan dijual ke pengumpul dengan harga tinggi. Kami nelayan lokal justru menerima harga sangat rendah. Akibatnya, banyak perahu hanya bersandar di pantai karena tidak sebanding dengan biaya melaut,” ujar Johan, Senin (14/4/2025).
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Kaur, Robi Antoni, saat dikonfirmasi melalui WhatsApp mengatakan, hingga 7 hari setelah Lebaran, belum ada BLU yang membuka pembelian BBL secara resmi.
“Kalau belum ada BLU yang buka, berarti ada praktik jual beli ilegal. Silakan dilaporkan jika ditemukan transaksi semacam itu di lapangan,” tegas Robi.
Para nelayan berharap ada pengawasan ketat dari pihak berwenang terhadap aktivitas pembelian BBL, khususnya dari oknum pengumpul yang tidak mengikuti harga resmi. Saat ini tercatat ada 72 koperasi penangkap benur di Kabupaten Kaur.
Reporter : KIF
Editor : Usmin