Bengkulu- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meminta kepala daerah di Provinsi Bengkulu, termasuk Wakil Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah untuk meningkatkan hasil pertanian, terutama tanaman pangan di daerah ini.
Hal ini dikatakan Mentan Syahrul Yasin Limpo saat memberi arahan pada acara panen raya padi di Desa Sari Mulyo, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma, Jumat (10/2/2023). Acara ini dihadiri Bupati Seluma, Erwin Octavian, Wagub Bengkulu, Rosjonsyah, Asisten II Pemprov Bengkulu, Fachriza Razie, Kepala Dinas TPHP Provinsi Bengkulu, Ricky Gunarwan dan para pejabat lain dari Pemkab Seluma dan Pemprov Bengkulu.
Mentan mengatakan, disaat semua bidang lumpuh akibat dampak pandemi covid-19, justru sebaliknya bidang pertanian tumbuh hingga 16 persen. Berarti sektor pertanian memiliki kekuatan yang luar biasa, ini semua berkat kerja petani.
Untuk itu, kekuatan pertanin harus dikukuhkan guna melawan tantangan dunia. Kekuatan dunia juga berawal dari hasil sektor pertanian. “Tanpa pertanin, dunia bisa apa. Apa yang bisa dimakan kalau bukan hasil pertanian,” ujar mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua priode ini.
Dalam kesempatan itu, Mentan Syahrul Yasin Limpo mengajak dan sekaligus menantang wagub dan bupati di Bengkulu, yang hadir di acara panen raya ini untuk meningkatkan hasil pertanian di daerahnya masing-masing, agar ketahanan pangan dapat terjaga dengan baik.
“Pak Wagub dan bupati yang hadir disini, saya tantang untuk meningkatkan hasil pertanian. Pertaniannya harus digenjot agar membuahkan hasil yang tinggi atau besar, kalu tanam padinya hanya dua kali setahun mustahil Indonesia, termasuk bengkulu bisa swasembada pangan. Penduduk Indonesia ini sekarang sudah 283 juta jiwa, semuanya butuh makan,” tambahnya.
Untuk itu, saya tantang lagi datang ke Kementerian membawa rinciannya, apa yang akan dilakukan, termasuk perkiraan hasil produksinya. Kalau punya lahan 100 atau 200 hektare lebih, baik tak usah datang cukup dengan daerah saja.
“Saya atau kemeterian akan menjamin kalau lahan yang disediakan di atas 1.000 hektare, atau setidaknya 300 hektare per kabupaten baru saya urus, mau nanam pisang kita siapkan bibitnya. Begitu juga kelapa, apa lagi tanaman pangan,” ujarnya.
Dijelaskan, biayanya bisa ditekan sekitar Rp 9 juta/hektare, dan mampu menghasilkan gabah 8-9 ton/hektare. Kalau melihat padi yang dipanen tadi paling kuat menghasilkan 6,5-7 ton/hektare.
Untuk itu, lanjut Mentan Syahrul diperlukan pupuk tambahan dengan biaya sangat murah, seperti biosaka, dan pengolahan tanam serta perlakuan tanam yang baik. Biosaka ini terbuat dari cairah hasil remasan tumbuhan yang ada disekitar.
Cairan ini disemprotkan keatas tanaman dan ngembun ke bawah. Kalau pakai biosaka bisa mengurangi pupuk hingga 50 persen dengan menghasilkan gabah lebih banyak.
“Jika pak wagub dan bupati bisa menyediakan lahan, maka pembiayaannya kita gunakan perbankan yaitu KUR, bunganya kita tekan hingga 3 persen. Sebagai jaminannya, saya, pak wagub serta bupati. Syarat untak keberhasilan hanya ada tiga pertama ada kemauan, kedua kerja keras, dan ketiga jujur,” demikian Mentan Syahrul Yasin Limpo.(rs/min)