Kelapa Bulat Dijual ke Pulau Jawa, Pedagang Santan Peras di Kota Bengkulu Terancam Gulung Tikar

oleh -147 Dilihat
Usaha santan peras di Kota Bengkulu terancam gulung tikar akibat sulit mendapatkan pasokan kelapa bulat dari petani. Ini terjadi karena kelapa bulat banyak dijual ke Pulaa Jawa.(Foto HB/Firman)
Usaha santan peras di Kota Bengkulu terancam gulung tikar akibat sulit mendapatkan pasokan kelapa bulat dari petani. Ini terjadi karena kelapa bulat banyak dijual ke Pulaa Jawa.(Foto HB/Firman)

Bengkulu-Para pedagang santan peras di Kota Bengkulu mengalami kebingungan sejak tiga bulan terakhir karena maraknya penjualan kelapa butir ke Pulau Jawa. Akibatnya, pasokan ke Kota Bengkulu jadi berkurang, sehingga usaha mereka terancam gulung tikar.

“Sejak buah kelapa Bengkulu dijual ke Pulau Jawa, para pedagang santan kekurangan pasokan, sehingga santan mengalami kenaikan signifikan,” kata beberapa pedagang santan di Pasar Panorama, Kota Bengkulu, Kamis (30/1/2025).

Dijelaskan, harga santan peras sebelumnya Rp 18.000/liter, tapi akibat sulitnya mendapatkan kelapa harganya meningkat menjadi Rp 20.000 hingga Rp 22 ribu/liter. Sementara harga santan warung mencapai Rp 25.000/liter.

“Sudah tiga bulan kami mengalami kesulitan pasokan kelapa karena petani kelapa banyak mengisi permintaan ke Pulau Jawa yang harga jualnya menjanjikan,” kata Ramos, salah seorang penjual kelapa di Pasar Panorama, Kota Bengkulu.

Menurut Ramos, kelapa bulat dibeli dengan harga Rp 6.000/kg oleh pengumpul lalu dikirim ke Pulau Jawa. Harga ini tentu saja tidak sanggup diikuti para pedagang santan peras karena bila mereka beli ke petani harga dihitung per butir Rp 3.500 paling tinggi.

Kelapa bulat yang dijual ke Jakarta, kata Ros untuk mengisi sejumlah perusahaan yang memproduksi santan kemasan. “Sekarang sulit mendapatkan kelapa bulat karena toke kelapa menjualnya ke Pulau Jawa dengan harga menarik,” tambah Ros.

Hal senada diungkapkan Dewi, pedagang santan di Pasar Panorama Kota Bengkulu. Ia mengatakan, kenaikan harga santan peras tidak dapat dihindari akibat sulitnya pasokan kelapa bulat ke Kota Bengkulu.

Sebelumnya harga santan peras di Pasar Panorama, Kota Bengkulu Rp 18.000/liter sekarang naik menjadi Rp 20.000/liter. “Kami kesulitan dapat kelapa bulat, terpaksa harga naik. Bahkan, kami beberapa hari pernah tutup karena tidak dapat pasokan kelapa,” jelas Dewi.

Sama halnya dengan Dewi, Idris pedagang santan lainnya di Kota Bengkulu membenarkan bila kelapa bulat saat ini sangat sulit didapatkan.

“Harga kelapa bulat dibeli untuk dijual ke Jawa Rp 6.000/ kilogram. Sementara kami biasanya Rp 3.000 per butir, kami kalah. Petani jual ke Jawa akhirnya karena harganya lebih tinggi,” jelas Idris.

Idris mengaku, biasanya membutuhkan sebanyak 600 butir kelapa bulat untuk usaha santannya berlokasi di Pasar Panorama, Kota Bengkulu. Namun, saat ini dirinya sulit mendapatkan kelapa bulat sebanyak itu.

“Beberapa pedagang santan peras sudah banyak tutup karena tidak medapatkan pasokan kelapa biji dari toke kelapa di beberapa daerah penghasil kelapa di Bengkulu,” ujarnya.

Kenaikan santan peras juga dirasakan ibu rumah tangga, Mariani, menurutnya di warung harga santan mencapai Rp 25.000/liter. Lalu santan kemasan 60 ml naik juga menjadi Rp 6.000 dari harga sebelumnya Rp 3.000.

“Harga santan naik semua, kabarnya kelapa susah didapat dalam jumlah banyak banyak, karena dijual petani ke ke Pulau Jawa,” demikian Mariani.

Reporter : FIR

Editor      : Usmin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.