Harga Kopi Biji di Bengkulu Kembali Naik Rp 60.000/Kg

oleh -82 Dilihat
Harga kopi biji di Bengkulu kembali naik dari Rp 42.000 menjadi Rp 60.000/kg.(Foto/Dok)
Harga kopi biji di Bengkulu kembali naik dari Rp 42.000 menjadi Rp 60.000/kg.(Foto/Dok)

Bengkulu-Harga kopi biji setelah sempat turun dari semula Rp 70.000/kg turun menjadi Rp 42.000/kg, kini kembali naik lagi dikisaran Rp 60.000/kg. Namun, sayangnya ketika harga kopi biji naik sebagian besar petani di Bengkulu, sudah melaksanakan panen raya.

Zainal (46), salah seorang petani kopi di Bengkulu, Selasa (3/9/2025) membenarkan harga kopi biji kembali naik dikisaran Rp 60.000/kg, setelah sempat anjlok pada bulan Juli-Agustus lalu dikisaran Rp 42.000/kg.

“Awal September ini harga kopi di Bengkulu, termasuk di Seluma kembali naik dari Rp 42.000 menjadi Rp 60.000/kg. Sayangnya petani di Bengkulu, sudah selesai panen raya, sehingga kenaikan harga ini tidak didapat dinikmati pentai kopi Bengkulu,” ujarnya.

Meski demikian,katanya bagi petani kopi Bengkulu, yang panen pada bulan April-Juli lalu, sempat menikmati harga kopi biji Rp 70.000/kg. Namun, pada bulan Agustus komiditas non migas ini sempat anjlok dikisaran Rp 42.000/kg.

“Sekarang harga kopi biji kembali naik diangka Rp 60.000/kg. Bahkan, harga ini akan terus merangkak naik karena stok kopi di Bengkulu sudah menitipis, sementara permintaan kopi dari konsumen luar Bengkulu terus meningkat,” tambahnya.

Hal senada dibenarkan, Sunardi (42), petani kopi asal Kabupaten Empat Lawang, Sumsel. Ia mengakui harga kopi biji asalan di wilayah ini kembali bergerak naik di atas Rp 50.000/kg setelah sempat anjlok dikisaran Rp 42.000/kg.

“Awal September ini, harga kopi di wilayah Kabupaten Empat Lawang dan sekitarnya bergerak naik di atas Rp 50.000/kg. Tapi, sayangnya kenaikan harga ini tidak dapat dinikmati petani karena mereka sudah melaksanakan panen raya,” ujarnya.

Meski demikian, katanya para petani masih menghasilkan buah kopi dari hasil panen buah selang, tapi produksinya tidak sebanyak ketika panen raya pada bulan Mei hingga Juli lalu.

“Pada bulan ini, produksi kopi di Empat Lawang cukup banyak karena berlangsung panen raya. Tapi, kini panen sudah selesai dan produksi kopi sedikit dari hasil panen buah selang,” ujar Tarman, petani kopi lainnya.

Hal senada diungkapkan petani kopi asal Desa Cawang, Kabupaten Seluma, Bengkulu, Mardiana. Ia mengatakan, harga kopi biji di wilayah naik kembali meningkat dari semula Rp 42.000 menjadi Rp60.000/kg.

Namun, kenaikan harga kopi biji tidak membuat pendapatan petani meningkat dan sejahtera. Pasalnya, hasil panen sedikit dan masa panen raya kopi di wilayah tersebut, sudah selesai beberapa bulan lalu.

Butuh Biaya Sekolah

Selain itu, sebelum harga kopi naik lagi, sebagian besar hasil panen kopi petani sudah dijual ketika harga masih Rp 42.000/kg. Hal ini dilakukan karena petani butuh uang untuk biaya anak masuk dan membeli peralatan sekolah, seperti baju seragam, sepatu, tas dan sebagainya.

“Pas harga turun ketika kita butuh uang buat biaya anak masuk sekolah, sehingga berapapun harganya kita jual. Yang penting bisa jadi duit sehingga bisa mengatasi kebutuhan anak sekolah,” ujarnya.

Sementara itu, salah seorang pengusa kopi di Bengkulu mengatakan, kenaikan harga kopi biji di daerah ini, akibat permintaan kopi dari luar negeri meningkat. Sementar stok kopi terbatas, khususnya di Bengkulu karena sudah panen raya.

Hal ini menyebabkan toke kopi di Bengkulu terpaksa menaikan harga kopi biji agar kebutuhan kopi yang diinginkan dapat terpenuhi sesuai permintaan konsumen luar negeri. Sebab, masih ada petani di Bengkulu, menyimpan biji kopi kering hasil panen lalu dan ketika harga kembali naik, maka kopinya dijual.

Namun, jumlahnya tidak banyak, dan hanya petani kopi tertentu saja. “Jadi, bagi petani belum menjual ketika harga anjlok lalu dan baru menjual setelah kopi kembali naik, sehingga pendapatan tinggi,” ujar petani menambahkan.

Editor : Usmin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.